Selasa 14 Mar 2023 13:40 WIB

Program Kapal Selam Taiwan Berjalan Sesuai Rencana

Taiwan melibatkan berbagai vendor teknologi kapal selam asing untuk armada barunya.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Selama puluhan tahun Taiwan tidak dapat membeli kapal selam konvensional dari negara lain karena  khawatir langkah itu dapat membuat Cina marah.
Foto: AP/Huizhong Wu
Selama puluhan tahun Taiwan tidak dapat membeli kapal selam konvensional dari negara lain karena khawatir langkah itu dapat membuat Cina marah.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan program kapal selam dalam negeri Taiwan menghadapi berbagai tantangan tapi berjalan sesuai rencana. Sebelumnya dilaporkan terdapat peningkatan tajam ekspor suku cadang dari Inggris ke Taiwan.

Taiwan melibatkan berbagai vendor teknologi kapal selam asing untuk armada barunya. Pemerintah Taiwan berusaha meningkatkan pertahanan dalam menghadapi semakin meningkatnya ancaman militer dari Cina yang menganggap pulau itu bagian dari wilayahnya.

Baca Juga

Saat ditanya tentang meningkatnya suku cadang dan teknologi kapal selam Inggris ke Taiwan. Chiu menjawab program kapal selam merupakan "pekerjaan yang sangat penting."

"Tentu terdapat banyak kesulitan, sampai saat ini semuanya berjalan sesuai rencana, kami bekerja keras pada pembangunan besar ini," kata Chiu di parlemen Taiwan, Selasa (14/3/2023).

Selama puluhan tahun Taiwan tidak dapat membeli kapal selam konvensional dari negara lain karena  khawatir langkah itu dapat membuat Cina marah.

Ketegangan militer antara Beijing dan Taipei berada di titik tertingginya dalam beberapa dakade terakhir. Cina berusaha memaksa Taiwan menerima kedaulatan Cina di pulau itu.

Pemerintah terpilih secara demokratis Taiwan menolak keras klaim kedaulatan Cina. Taipei menegaskan hanya warga pulau itu yang dapat memutuskan masa depan mereka.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement