Selasa 14 Mar 2023 14:22 WIB

AS Tolak Anggapan Perannya di Timur Tengah Tergantikan oleh Cina

Ned Price menekankan, AS sangat terlibat dengan Timur Tengah.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua ini, Ali Shamkhani, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, di sebelah kanan, berjabat tangan dengan penasihat keamanan nasional Saudi Musaad bin Mohammed al-Aiban, di sebelah kiri, sebagai Wang Yi, diplomat paling senior China, terlihat, di tengah, untuk foto selama pertemuan tertutup yang diadakan di Beijing, Sabtu (11/3/2023). Iran dan Arab Saudi pada Jumat sepakat untuk membangun kembali hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan setelah tujuh tahun ketegangan. Terobosan diplomatik besar yang dinegosiasikan dengan China menurunkan kemungkinan konflik bersenjata antara saingan Timur Tengah, baik secara langsung maupun dalam konflik proksi di sekitar wilayah tersebut.
Foto: Luo Xiaoguang/Xinhua via AP
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua ini, Ali Shamkhani, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, di sebelah kanan, berjabat tangan dengan penasihat keamanan nasional Saudi Musaad bin Mohammed al-Aiban, di sebelah kiri, sebagai Wang Yi, diplomat paling senior China, terlihat, di tengah, untuk foto selama pertemuan tertutup yang diadakan di Beijing, Sabtu (11/3/2023). Iran dan Arab Saudi pada Jumat sepakat untuk membangun kembali hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan setelah tujuh tahun ketegangan. Terobosan diplomatik besar yang dinegosiasikan dengan China menurunkan kemungkinan konflik bersenjata antara saingan Timur Tengah, baik secara langsung maupun dalam konflik proksi di sekitar wilayah tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) menolak anggapan bahwa perannya di Timur Tengah telah digantikan oleh Cina. Beijing diketahui telah berhasil memediasi Iran dan Arab Saudi hingga kedua negara sepakat memulihkan hubungan diplomatik pekan lalu.

“Dalam hal peran kami di kawasan ini (Timur Tengah), dan apakah, seperti yang saya baca, peran kami mungkin digantikan, beberapa pihak menuduh, saya mengalami kesulitan untuk membayangkan peran kami dapat digantikan ketika tidak ada negara di dunia berbuat lebih banyak untuk membangun kawasan yang lebih stabil dan terintegrasi,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, Senin (13/3/2023).

Baca Juga

Dia menekankan, AS sangat terlibat dengan Timur Tengah. “Jalan kita masih panjang, tapi semua yang kami lakukan selama beberapa tahun terakhir menunjukkan apa yang ingin kami capai,” ucapnya.

Terkait peran Cina dalam memediasi Iran dan Saudi, Price mengungkapkan, AS mendukung apa pun yang akan berfungsi mereduksi ketegangan di kawasan serta berpotensi membantu mencegah konflik. Sementara itu Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan, AS memang tidak berusaha mengambil peran mediator untuk menyelesaikan perselisihan antara Arab Saudi dan Iran.

“Kami tidak dalam posisi untuk menjadi mediator antara Arab Saudi dan Iran mengingat hubungan kami dengan kedua negara tersebut. Kami tidak pernah seperti itu, dan tidak dalam posisi seperti itu hari ini,” kata Sullivan kepada awak media, Senin lalu.

Sullivan pun sempat ditanya bagaimana Washington memandang peran Cina dalam menengahi kesepakatan pemulihan hubungan Saudi dengan Iran. Dia menyebut tindakan Beijing tak merugikan kepentingan AS.

“Jadi, dari sudut pandang kami, meskipun kami telah mengerahkan banyak kekuatan diplomatik untuk mencoba membantu mempromosikan de-eskalasi seperti halnya dengan gencatan senjata Yaman, memiliki negara lain seperti Cina mempromosikan de-eskalasi tidak secara fundamental merugikan kepentingan AS. Terus terang, hal ini mendayung ke arah yang sama,” ucap Sullivan.

Menurut Sullivan, saat masih terlibat negosiasi dan pembicaraan dengan Iran, pihak Saudi selalu memberi tahu perkembangan proses tersebut kepada AS. “Kami berhubungan dekat dengan Arab Saudi saat mereka mendekati dan terlibat dalam pembicaraan itu, dan mereka memberi tahu kami tentang kemajuan mereka di sepanjang jalan,” ujarnya.

Dia menekankan, AS memandang pemulihan hubungan Saudi dan Iran sebagai perkembangan positif, khususnya untuk kawasan Timur Tengah. “Kami pikir ini adalah sesuatu yang positif sejauh ini yang mempromosikan tujuan yang telah dipromosikan AS di kawasan ini, yaitu de-eskalasi dan pengurangan ketegangan. Itu adalah hal yang baik,” kata Sullivan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement