REPUBLIKA.CO.ID., WASHINGTON -- Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Senin (13/3/2023) menyalahkan mantan Wakil Presiden Mike Pence atas kerusuhan yang terjadi di gedung DPR pada 6 Januari 2021.
"Seandainya dia mengirim kembali suara ke badan legislatif, mereka tidak akan bermasalah pada 6 Januari, jadi dalam banyak hal, Anda bisa menyalahkannya atas kejadian 6 Januari," kata Trump kepada wartawan dalam perjalanan ke Iowa, lapor The Washington Post.
Pada hari itu, Trump meminta Pence untuk menolak suara elektoral di Kongres, tetapi Pence mengatakan dia tidak memiliki wewenang untuk melakukan apa yang diminta oleh mantan presiden itu.
Trump mengungkapkan hal itu sebagai tanggapan kepada Pence yang mencela Trump dengan menyebut dia pernah berbuat salah, dia juga mengatakan bahwa sejarah akan meminta pertanggungjawaban dari dia atas serangan di gedung DPR (Capitol).
"Saya tidak punya hak untuk membatalkan pemilihan. Dan kata-katanya yang sembrono membahayakan keluarga saya dan semua orang di Capitol hari itu. Dan saya tahu bahwa sejarah akan meminta pertanggungjawaban dari Donald Trump," kata Pence pada Minggu.
Trump mengatakan jika Pence mengirimkan hasilnya kembali ke "Pennsylvania, Georgia, Arizona, negara bagian, saya percaya, nomor satu, Anda akan mendapatkan hasil yang berbeda.”
"Tapi saya juga yakin Anda tidak akan memiliki ‘6 Januari’ seperti yang kami sebut," kata Trump.
Trump telah lama menyampaikan keabsahan dalam pemilu 2020, yang di mana dia kalah dengan sekitar 7 juta suara, mengklaim adanya penipuan yang merajalela.
Tapi dia belum mengajukan bukti untuk mendukung klaimnya. Tuduhannya selanjutnya ditolak oleh jaksa agungnya, William Barr.
Tuduhan tersebut mendorong kerumunan pendukung Trump untuk menyerbu Capitol pada 6 Januari 2021 dalam upaya untuk mencegah anggota parlemen menjalankan tugas yang diamanatkan konstitusi untuk mengesahkan hasil pemilu.
Beberapa orang tewas akibat kekerasan pada 6 Januari, dan Capitol sendiri rusak parah. Empat petugas penegak hukum meninggal karena bunuh diri setelahnya.
Serangan itu menandai pertama kalinya Capitol diduduki sejak pasukan Inggris membakarnya selama Perang 1812.