REPUBLIKA.CO.ID, NAGOYA – Penjualan produk makanan halal semakin marak terlihat di minimarket di daerah Nagoya. Produk yang disiapkan sesuai dengan syariat Islam ini terlihat di minimarket Lawson, di lokasi Biro Layanan Imigrasi Regional Nagoya.
Outlet tersebut mulai meletakkan produk halal di rak pada pertengahan Januari. Satu bulan setelahnya, mereka mulai melakukan pengiriman produk kepada Muslim yang ditahan di biro tersebut.
Musim panas lalu, seorang kerabat dari pria berusia tiga puluhan yang ditahan di biro mengeluh. Dia menyebut makanan halal tidak dapat diakses tahanan Muslim.
“Meskipun saat ini kami tidak dapat menyediakan makanan halal, bahan-bahan diganti berdasarkan permintaan dari tahanan yang tidak dapat mengonsumsi makanan tertentu karena alasan agama atau masalah kesehatan,” kata seorang pejabat biro dikutip di Asahi, Selasa (14/3/2023).
Pihak biro layanan disebut belum merevisi menu yang ada. Tetapi, toko sektor swasta mengubah penawarannya.
Pemilik minimarket, Yutaka Kotani, mengatakan dia mulai mempertimbangkan menyediakan makanan halal di musim gugur lalu.
Pria berusia 48 tahun ini menyebut telah berulang kali ditanya pelanggan, apakah daging babi atau bahan turunan babi terkandung dalam produk tertentu.
Tidak hanya itu, dia juga kerap mendengar dari petugas biro imigrasi bahwa warga negara asing yang ditahan meminta makanan halal.
Baca juga: Arab Saudi-Iran Sepakat Damai Diprakarsai China, Ini Reaksi Amerika Hingga Negara Arab
Untuk saat ini, sebanyak dua puluh produk halal telah tersedia di toko Lawson. Termasuk di antaranya adalah nasi berbumbu biryani kemasan, mie instan dan kue kering.
Menurut Kotani, makanan ringan dan manisan paling banyak dibeli di bulan Januari. Namun pada hari pertama layanan pengirimannya, lebih dari 10 produk biryani dibeli.
Lawson kemudian memperkenalkan lebih banyak bahan makanan olahan, termasuk kari ayam, untuk memenuhi kebutuhan tahanan Muslim.
“Mulai sekarang, kami akan meluncurkan lebih banyak produk karena penjualannya kuat,” kata Kotani.
Sumber: asahi