REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM -- Reham Shurrab merupakan seorang wanita Palestina yang tinggal di Khan Yunis, di Jalur Gaza selatan. Dia memiliki keunggulan dalam seni merancang dan memproduksi lentera Ramadan.
Lentera, bagi sebagian besar dunia Muslim, dianggap sebagai salah satu hiasan utama selama bulan suci Ramadhan. Reham memutuskan untuk meluncurkan proyek ini empat tahun lalu, ketika dia menyadari berapa banyak permintaan yang diajukan untuk lentera Ramadhan di seluruh Palestina.
“Saya mulai dengan beberapa potong, menggunakan karton dan kain. Tapi ketika saya menyadari permintaan lampion sangat besar, saya pikir itu bisa menjadi sumber penghasilan keluarga saya,” kata dia dikutip di Palestine Chronicle, Selasa (14/3/2023).
Untuk mempromosikan dagangannya, Reham aktif menggunakan media sosial. Tanggapan yang ia terima lebih baik dari apa pun yang bisa diharapkan artisan Gaza.
Di momen saat ini, Reham menyebut dirinya bisa menghidupi seluruh keluarganya sembari melakukan apa yang paling dia sukai, yakni seni.
Persiapan membuat lentera Ramadhan ini juga terlihat di kalangan seniman Mesir. Mereka berusaha membuat lampion dan hiasan motif kecil lucu yang menggambarkan tokoh terkenal yang biasa disukai penduduk setempat, seperti "Al-Mesaharati", "Bougi", "Tamtam" dan "Bakkar".
Karya artisanal buatan tangan seperti ini masih memiliki arti penting di Mesir. Produk buatan mesin modern disebut-sebut tidak berhasil menggantikannya.
Kondisi inilah yang lantas mendorong seniman lokal untuk terus membuat karya kreatif, sekaligus mengingatkan kembali akan cerita rakyat dan simbol bersejarah mereka untuk merayakan bulan suci.
“Kami berpacu dengan waktu untuk menyediakan produk lokal yang menyaingi produk impor, dengan pengerjaan manual yang lebih baik, desain khusus, serta kain yang kuat,” kata salah satu seniman lentera Ramadhan, Ghada Ibrahim.
Ia menyebut Ramadhan merupakan momen sibuknya sepanjang tahun. Setelah bulan suci itu berakhir, ia mulai memikirkan karya barunya dan mempersiapkannya bersama karya-karya di kesempatan lain.
Ibrahim menyampaikan, bulan suci mengingatkan masyarakata pada masa kecil. Karena itu, dibuatlah motif-motif kecil yang memiliki kenangan indah yang tidak bisa dilupakan.
Ghada membuat motif kecil yang menggambarkan tokoh-tokoh terkenal dari televisi dan radio Mesir, termasuk Fouad el-Mohandes, Samir Ghanem, Sayed Mekawy, Nelly dan Sherihan. Selain itu dibuat pula karakter cerita rakyat dan sejarah, seperti Scheherazade dan Shahryar, putri duyung, Bougy dan Tamtam, Bakkar, serta banyak tokoh yang terinspirasi Ramadan seperti pedagang gurun lokal.
Tahun ini, Ghada membuat motif kecil yang menggambarkan mesaharati, selain boneka, lentera dan kotak penyimpanan serbaguna yang terinspirasi oleh Ramadhan. Dia menggunakan berbagai bahan dalam karyanya, termasuk busa berwarna, kain dan rambut palsu.
Di lingkungan bergengsi Sayyidah Zaynab, salah satu warga bernama Hani Husni menjual dekorasi Ramadhan yang terbuat dari kertas, kain dan busa. Dia mengatakan meskipun saat ini terjadi krisis ekonomi, orang Mesir tidak akan melewatkan dekorasi Ramadhan. Karya artisan buatan tangan adalah yang paling diminati untuk suasana Ramadan.
Sumber:
https://www.palestinechronicle.com/as-ramadan-grows-near-gaza-artist-prepares-beautiful-lanterns/