Selasa 14 Mar 2023 17:29 WIB

Cina: AS, Australia dan Inggris Menghasut Perlombaan Senjata

AUKUS mengabaikan keprihatinan internasional terkait kapal selam bertenaga nuklir

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Kapal selam nuklir Australia.
Foto: France24
Kapal selam nuklir Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Pemerintah Cina mengkritisi kesepakatan pembangunan kapal selam bertenaga nuklir oleh aliansi kerja sama pertahanan Australia, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) atau dikenal dengan nama AUKUS. Beijing menilai, ketiga negara telah mengabaikan keprihatinan internasional dengan mengambil keputusan tersebut

“Pernyataan bersama terbaru dari AS, Inggris, dan Australia menunjukkan bahwa ketiga negara, demi kepentingan geopolitik mereka sendiri, sepenuhnya mengabaikan keprihatinan komunitas internasional dan berjalan semakin jauh di jalur kesalahan dan bahaya,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin dalam pengarahan pers, Selasa (14/3/2023).

Baca Juga

Wang menuduh AS, Australia, dan Inggris telah menghasut perlombaan senjata. Dia menilai, kesepakatan AUKUS adalah kasus tipikal dari mentalitas Perang Dingin. Wang turut mengomentari soal keputusan AS menjual kapal selam bertenaga nuklir kepada Australia. “(Penjualan itu) merupakan risiko proliferasi nuklir yang parah, serta melanggar maksud dan tujuan Perjanjian Non-Proliferasi,” ujarnya.

Para pemimpin negara anggota AUKUS, yakni Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, dan Presiden AS Joe Biden mengadakan pertemuan di San Diego, California, Senin (13/3/2023). Pada kesempatan itu, Albanese mengumumkan bahwa negaranya akan membeli kapal selam nuklir buatan AS. “(Ini) merupakan investasi tunggal terbesar dalam kapabilitas pertahanan Australia dalam sejarah kami,” ujar Albanese.