Selasa 14 Mar 2023 19:22 WIB

Kajian Keislaman di Masjid UIN Syarif Hidayatullah Sudah Lama 'Mati'

Takmir sebut kajian keislaman Masjid UIN Syarif Hidayatullah telah lama terhenti.

Rep: Muhyiddin/ Red: Bilal Ramadhan
Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta di Ciputat, Tangerang Selatan. Takmir sebut kajian keislaman Masjid UIN Syarif Hidayatullah telah lama terhenti.
Foto: Republika/Musiron
Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta di Ciputat, Tangerang Selatan. Takmir sebut kajian keislaman Masjid UIN Syarif Hidayatullah telah lama terhenti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Geliat dakwah di masjid-masjid kampus negeri mulai menurun, termasuk di Masjid Al-Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah. Bahkan, kajian keislaman di masjid kampus ini sudah lama berhenti.

Wakil Ketua Takmir Masjid Al-Jamiah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, KH Ahmad Dardiri mengatakan, mahasiswa saat ini sudah tidak banyak lagi yang beribadah ke Masjid Al-Jam’ah, sehingga pemateri kajian pun menjadi kurang kurang semangat.

Baca Juga

“Kajian rutin sekarang gak ada, itu sudah lama berhenti. Karena, biasanya kurang semangat untuk menyampaikan materinya,” ujar Kiai Dardiri saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (14/3/2023).

Berkurangnya kegiatan keislaman di Masjid Al-Jami’ah sudah dirasakan Kiai Dardiri sejak sebelum datangnya Covid-19. Menurut dia, dulu sempat ada kajian tentang sejarah-sejarah nabi, tapi sekarang sudah tidak ada lagi kajian-kajian keislaman seperti itu.

Karena, menurut dia, di UIN banyak terdapat tempat ibadah. Ketika selesai kuliah, menurut dia, mahasiswa banyak yang melaksanakan sholat berjamaah Masjid Fahullah yang ada di depan  kampus UIN maupun di mushalla yang ada di fakultas masing-masing.

“Itu kan selesai kuliah mereka itu kan gak semuanya dekat dengan masjid itu. Makanya sholatnya ada di Fathullah, dan di masing-masing gedung itu juga ada mushallanya juga,” ucap Dosen Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Mahasiswa UIN banyak datang ke Masjid Al-Jami’ah ketika Sholat Jumat saja. Itu pun tidak semuanya, karena ada juga mahasiswa UIN yang lebih suka sholat Jumat di Masjid Fathullah. Karena, khutbah yang disampaikan di Masjid Al-Jami’ah memakai bahasa Arab dan bahasa Inggris.

“Jadi secara umum  kajian keislamannya memang menurun, tapi gak tahu di fakultas masing-masing,” kata Kiai Dardiri.

Namun, dia menampik jika ada yang mengatakan bahwa menurunnya kegiatan keislaman di masjid kampus disebabkan oleh program deradikalisasi.

“Kayaknya gak (bukan karena program deradikalisasi). Dan di kampus kita gak terlalu ini, deradikalisasi gak terlihat, kita biasa saja. Karena kan apa yang kita sampaikan bukan hal-hal untuk memprovokasi orang, kegiatan keagamaan aygn biasa saja. Ya gak keras lah,” jelas dia.

Kiai Dardiri mengatakan, penyebab menurunnya geliat dakwah di masjid-masjid kampus karena memang keadaan zaman sudah berubah. Menurut dia, saat ini sudah banyak ruang-ruang digital untuk menyampaikan ceramah atau kajian, dan mahasiswa pun malas untuk menghadiri pengajain offline.

“Karena sekarang memang media untuk ceramah itu banyak banget.  Karena itu, setelah kuliah habis Dzuhur itu mereka kan lapar, maka banyak dari mereka yang lebih memilih makan daripada mendengara ceramah-ceramah di masjid,” kata dia.

Tidak hanya di masjid-masjid kampus, menurut dia, masyarakat yang menghadiri pengajian pun di era digital sekarang ini juga sudah semakin berkurang. “Yang masih ramai itu mungkin ibu-ibu, nenek ke masjid taklim. Itu mereka masing semangat-semangat,” jelas Kiai Dardiri.

Kendati demikian, Kiai Dardiri berharap, ke depannya mahasiswa-mahasiswa UIN bisa kembali menghidupkan kegiatan dakwah di masjid. Karena, menurut dia, saat ini sudah mulai banyak mahasiswa yang kurang tersentuh dengan pendidikan ruhaniyah.

“Kita ingin lah bisa untuk supaya lebih hidup. Karena memang kita merasakan kurang, mereka lebih banyak pendidikan rasio, keilmuan. Seementara, untuk pendidikan ruhaniyah itu mereka memang kurang,” tutupnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement