REPUBLIKA.CO.ID, LILONGWE – Jumlah korban tewas akibat topan Freddy yang menerjang Malawi akhir pekan lalu telah mencapai setidaknya 99 jiwa. Angka kematian diperkirakan masih akan bertambah.
“Sebanyak 99 orang tewas, sementara 16 orang masih hilang, dan 134 orang luka kritis,” kata Charles Kalemba, seorang komisioner di Departemen Urusan Penanggulangan Bencana Malawi, Senin (13/3/2023) malam waktu setempat, dikutip laman Anadolu Agency.
Menurut laporan, dari 99 kematian yang telah terkonfirmasi, 85 di antaranya tercatat di wilayah Blantyre. Ia merupakan ibu kota komersial Malawi. Chilobwe dan Ndirande merupakan dua kota di Blantyre yang paling parah terdampak topan Freddy. Sejumlah warga di sana masih dinyatakan hilang dan dikhawatirkan tertimbun reruntuhan.
Tim penyelamat telah diterjunkan ke Chilobwe dan Ndirande untuk mencari warga yang masih dinyatakan hilang. Sementara itu perusahaan listrik nasional Malawi, EGENCO, mengatakan, kapasitas pembangkit listrik tidak stabil dan telah mengalami pemadaman total sistem dua kali pada Senin lalu. EGENCO telah menutup semua pembangkit listrik tenaga air utama guna melindungi mereka dari kerusakan.
Akibat langkah tersebut, sebagian warga di Malawi tak menerima aliran listrik. Topan Freddy menerjang Mozambik pada Sabtu (11/2/2023) pekan lalu. Topan merusak bangunan dan memicu banjir yang meluas di sekitar pelabuhan Quelimane. Setelah itu, topan Freddy bergerak ke Malawi.
Tingkat kerusakan dan jumlah kematian di Mozambik akibat terjangan topan Freddy belum jelas. Sebab sinyal telepon masih terputus di beberapa bagian daerah yang terdampak. Namun seorang delegasi dari Institut Nasional Manajemen Risiko Bencana, Nelson Ludovico, mengatakan kepada Radio Mozambik bahwa sedikitnya sepuluh orang di provinsi Zambezia tewas akibat terjangan Freddy. Kendati demikian, Ludovico menyebut, angka itu masih sementara.
Menteri Kesehatan Mozambik Armindo Tiago mengonfirmasi bahwa Zambezia menjadi wilayah yang paling parah terdampak topan Freddy. “Situasinya kritis di Provinsi Zambezia. Kami tidak dapat memberikan gambaran yang akurat tentang skala kerusakan karena tidak ada komunikasi dengan semua daerah,” ucap Tiago.
Sejak pertama kali mendarat bulan lalu, terjangan topan Freddy di Mozambik, Malawi, dan Madagaskar telah mencapai sekitar 136 jiwa. Menurut Organisasi Meteorologi Dunia, Freddy adalah salah satu badai terkuat yang pernah tercatat di belahan bumi selatan dan bisa menjadi siklon tropis terlama.