Selasa 14 Mar 2023 21:16 WIB

Yang Dinilai Cocok Jadi Pasangan Ganjar di Pilpres Menurut Survei

Survei PWS dilakukan 3-10 Maret 2023 di 34 provinsi seluruh Indonesia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, menyerahkan 1.043 sertifikat tanah kepada warga dari total 1.160 penerima di Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora. Hal itu dilakukan presiden di sela kunjungan kerjanya di Jawa Tengah.
Foto: Dok. MOPJ
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, menyerahkan 1.043 sertifikat tanah kepada warga dari total 1.160 penerima di Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora. Hal itu dilakukan presiden di sela kunjungan kerjanya di Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Wahyu Suryana, Nawir Arsyad Akbar

Political Weather Stations (PWS) merilis survei simulasi capres dan cawapres yang difavoritkan publik. Hasilnya, pasangan Prabowo Subianto-Ganjar Pranowo paling banyak dipilih dan berpotensi membuat pilpres satu putaran saja.

Baca Juga

Peneliti PWS, Sharazani mengatakan, Prabowo-Ganjar malah jauh lebih difavoritkan publik daripada pasangan Ganjar-Erick Thohir yang akhir-akhir banyak dibicarakan di media. Survei PWS dilakukan 3-10 Maret 2023 di 34 provinsi seluruh Indonesia.

Dalam survei ini PWS membuat beberapa simulasi capres-cawapres. Pertama, dibuat simulasi siapakah cawapres yang dinilai cocok mendampingi tiga capres (Prabowo, Ganjar dan Anies). PWS membuat simulasi bila capres diikuti tiga pasangan itu.

PWS mengajukan nama tokoh kepada responden dan menanyakan siapakah yang paling cocok dampingi Prabowo Subianto dan 24,5 persen menyebut nama Ganjar Pranowo. Setelah itu, baru ada Ridwan Kamil, Sandi Uno, Erick Thohir dan Khofifah Indar Parawansa.

Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar dan politisi senior PDIP, Puan Maharani hanya disebut oleh kurang dua responden. Pertanyaan yang sama diajukan ke responden siapakah sosok yang paling cocok menjadi cawapres pendamping Ganjar Pranowo.

"Sebanyak 21,5 persen responden menyebut nama Ridwan Kamil, disusul Sandiaga Uno dan Erick Thohir. Sedangkan, tokoh yang dinilai pantas jadi cawapres pendamping Anies Baswedan, 19,9 persen responden menyebut nama Ketua Umum Partai Demokrat AHY," kata Sharazani, Selasa (14/3/2023).  

Kemudian, PWS turut membuat simulasi pemilihan presiden diikuti empat pasangan, yakni Prabowo-Ganjar, Anies-AHY, Airlangga-Erick Thohir. Bagian terbesar publik atau 46,2 persen menjatuhkan pilihan kepada Prabowo Subianto-Ganjar Pranowo.

Anies-AHY dipilih 29,8 persen responden, sedangkan pasangan KIB Airlangga-Erick Thohir hanya didukung 19,5 persen responden. PWS membuat simulasi jika pilpres diikuti empat pasangan untuk mengantisipasi PDIP mengusung Ganjar-Puan Maharani.

"Bila pilpres hanya diikuti oleh dua pasangan (simulasi head to head) pasangan Prabowo-Ganjar ternyata tetap paling favorit di mata publik," ujar Sharazani.

Kemudian, PWS meminta responden untuk memilih dua pasangan capres-cawapres yang akhir-akhir ini sering muncul di media, yakni Prabowo-Ganjar dan Ganjar-Erick. Sebanyak 49,5 persen menjatuhkan pilihan pada Prabowo Subianto-Ganjar Pranowo.

Lalu, 41.8 persen responden memilih pasangan Ganjar-Erick. Artinya, sekalipun Ganjar dinilai layak jadi capres, selalu masuk tiga besar survei, publik turut memandang kalau Ganjar saat ini lebih tepat menjadi cawapres terlebih dulu.

"Publik memandang Ganjar saat ini lebih tepat jadi cawapres mendampingi Prabowo. Prabowo-Ganjar dinilai publik merupakan pasangan yang paling cocok memimpin Indonesia periode 2024-2029 karena memenuhi beberapa kriteria," kata Sharazani.

Pertama, Prabowo-Ganjar representasi tokoh tua-muda. Kedua, Prabowo-Ganjar jadi representasi militer-sipil. Ketiga, Prabowo-Ganjar mewakili dua partai terbesar, sehingga menjanjikan stabilitas politik untuk Indonesia lima tahun mendatang.

"Keempat, Prabowo dan Ganjar merupakan dua tokoh yang dekat dengan Presiden Jokowi, sehingga diharapkan dapat melanjutkan program-program besar Jokowi yang belum tuntas," ujar Sharazani. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement