REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Sosial Tri Rismaharini menegaskan, hingga kini staf khususnya masih lima orang dan tidak akan bertambah. Namun, ketika menjawab isu eks koruptor, Tasdi, yang akan menjadi stafsusnya, Risma malah curhat sulitnya membenahi Kementerian Sosial.
“Dan aku kenapa butuh cerita waktu lama (soal Tasdi)? Temen-temen pikir gampang aku benahi Kemensos? Itu, aduh kalo boleh tiap hari, nangis itu tiap hari,” kata Risma kepada awak media, Selasa (14/3/2023).
Risma kembali curhat, ia kerap pulang bekerja setiap pukul tiga atau empat dini hari. Namun, dirinya masih merasakan kesulitan-kesulitan dalam membenahi Kementerian Sosial.
“Gak mudah benahi itu, jadi maksud saya, pastilah saya jaga, karena saya benahinya gak mudah itu,” kata dia.
Ditanya isu kader PDIP dan mantan bupati Purbalingga yang sempat ditahan karena korupsi, dia mempertanyakan asal kabar tersebut. Menurut dia, hingga kini tidak ada SK pengangkatan baru untuk staf khusus mensos.
“Yang ngomong ya sopo? gak ada, gak ada, nanti tak jelaskan. Tapi ya gini toh, siapa pun orang pasti pernah salah, nah kalo dia sudah tobat, sedangkan Tuhan aja mengampuni loh, lah kalo kita manusia ga ngampuni gimana?” tanya dia.
Risma membantah ada pengangkatan Tasdi sebagai stafsusnya. Dia menegaskan, hingga kini tidak ada SK pengangkatan. “Nggak, ga ada SK-nya, ga ada, ga ada SK-nya,” kata Risma berulang-ulang.