REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan banjir yang melanda wilayah Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan, menyebabkan sebanyak 8.227 jiwa terdampak. "Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB berhasil menghimpun data terkini dari BPBD Kabupaten Musi Rawas, per Senin (13/3/2023) pukul 17.30 WIB, menyebutkan sebanyak 8.227 jiwa terdampak yang tersebar di tiga kecamatan," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Selasa (14/3/2023).
Banjir yang terjadi, pada Jumat (10/3/2023), tersebut dipicu hujan dengan intensitas tinggi hingga meluapnya Sungai Musi yang berdampak ke pemukiman warga. Adapun kecamatan terdampak yakni Kecamatan Bulak Tengah Suku Ulu Cecar, Kecamatan Muara Kelingi dan Kecamatan Sukakarya. Banjir juga mengakibatkan sedikitnya 2.618 unit rumah terendam, dua jembatan rusak ringan, dua jembatan gantung putus, satu polindes, satu kantor desa, satu sekolah dasar dan tiga tempat ibadah terdampak.
"Berdasarkan kaji cepat sementara, ketinggian banjir terpantau berkisar antara 50 - 400 sentimeter. Pantauan visual di lapangan menyebutkan, kondisi air cenderung naik dan semakin meluas," ujar Abdul.
Dia mengatakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Musi Rawas segera tiba di lokasi sesaat setelah kejadian dan terus melakukan koordinasi intensif dengan pemerintah daerah guna melakukan pendataan serta peninjauan dilokasi terdampak. Selain itu, upaya evakuasi juga terus dilakukan dengan mengerahkan perahu karet untuk membawa warga terdampak ke lokasi yang lebih aman.
Merujuk informasi BMKG mengenai Prakiraan Curah Hujan Dasarian III Maret untuk wilayah Musi Rawas memiliki potensi curah hujan dengan kategori Menengah. Merespons hal tersebut, BNPB mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan langkah-langkah meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan bencana yang disebabkan oleh faktor cuaca.
"Salah-satunya dengan mengetahui mana saja wilayah yang rawan bencana, kemudian selalu mencari informasi terkini cuaca yang akan terjadi, dan selanjutnya mengetahui jalur evakuasi jika terjadi bencana," ujar Abdul.