REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar saham domestik turut bergejolak karena terimbas sentimen bangkrutnya Silicon Valley Bank (SVB). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang perdagangan Selasa (14/3/2023), mengalami koreksi tajam hingga lebih dari dua persen.
Analis riset Infovesta Kapital Advisory Arjun Ajwani mengatakan, meski terdampak, penurunan IHSG hanya akan bersifat sementara. "Dampak dari bankruptcy ini cuma akan berlaku untuk waktu jangka pendek," kata Arjun, Selasa (14/3/2023).
Menurut Arjun, kebangkrutan SVB sama sekali tidak akan memengaruhi fundamental dan prospek emiten-emiten di IHSG. Arjun melihat, ambruknya pasar saham lebih disebabkan karena aksi panic selling terutama oleh investor asing.
Saat terjadi krisis yang cukup besar, biasanya investor akan mudah panik dan membuat aliran dana asing sangat volatile. Sebagai informasi, sepanjang perdagangan Selasa, investor asing mencatat penjualan bersih di atas Rp 1 triliun.
"Aksi jual investor asing ini juga berdampak besar terhadap penurunan IHSG," jelas Arjun.
Arjun menyarankan, sebaiknya investor menunggu dan mengamati lebih dulu kebijakan Bank Sentral AS, The Federal Reserve terkait suku bunga. Investor juga disarankan memperhatikan sinyal rebound di pasar saham.
"Pasar saham bisa rebound dari koreksi ini dalam waktu jangka pendek didukung oleh fundamentals dan prospek ekonomi kuat domestik," terang Arjun.