Rabu 15 Mar 2023 13:34 WIB

BUMN Pangan Tunggu Data Kemensos Soal Bansos Pangan

Bulog akan menyalurkan 210 ribu ton beras per bulan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Lida Puspaningtyas
Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga (kedua dari kanan), Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita (kedua dari kiri), Direktur Komersial RNI Ardiansyah Chaniago (kiri), Direktur Portofolio, Produk, dan Layanan Kimia Farma Jasmine Karsono (kanan) dalam diskusi bertajuk Ketahanan Pangan dan Kesehatan di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (15/3/2023).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga (kedua dari kanan), Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita (kedua dari kiri), Direktur Komersial RNI Ardiansyah Chaniago (kiri), Direktur Portofolio, Produk, dan Layanan Kimia Farma Jasmine Karsono (kanan) dalam diskusi bertajuk Ketahanan Pangan dan Kesehatan di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (15/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog dan holding BUMN pangan atau ID Food masih menunggu data keluarga penerima manfaat (KPM) dari Kementerian Sosial (Kemensos) untuk program bantuan sosial (bansos) pangan periode Maret sampai dengan Mei 2023. Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita mengatakan Bulog akan menyalurkan 210 ribu ton beras per bulan kepada sekitar 21 juta KPM.

"Setiap bulan akan dikeluarkan 210 ribu ton beras untuk bansos, dikali tiga bulan. Jadi nanti satu keluarga itu setiap bulan mendapatkan 10 kg beras selama tiga bulan," ujar Arya dalam diskusi terkait kesiapan BUMN dalam menjaga ketahanan pangan dan kesehatan menjelang ramadhan di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (15/3/2023).

Baca Juga

Febby menyampaikan Bulog telah mencetak kemasan khusus bantuan pangan. Saat ini, ucap Febby, Bulog sedang menunggu data KPM agar bisa segera didistribusikan. Febby mengatakan Badan Pangan Nasional telah mengirimkan surat kepada Kemensos perihal data KPM yang berhak menerima bansos pangan.

"Untuk penyebaran berasnya ke seluruh wilayah, kami masih menunggu datanya dari Kemensos karena kita tidak punya datanya," ucap Febby.