REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kita sering mendengar istilah psikologi forensik. Biasanya muncul pada kasus-kasus pembunuhan, kekerasan dan lainnya. Apa sebenarnya psikolog forensik itu?
Dilansir dari laman psychology, Rabu (15/3/2023), psikologi forensik, subbidang psikologi menawarkan jalan bagi siswa yang tertarik untuk mengeksplorasi perilaku manusia dan hukum. Psikolog forensik bekerja dengan pengacara, hakim, dan profesional hukum lainnya untuk menjelaskan elemen psikologis dalam kasus hukum.
American Psychological Association (APA) memberikan definisi psikologi forensik tentang penerapan spesialisasi klinis ke arena hukum. Profesional di lapangan menerapkan alat, penelitian, dan ide dari psikologi ke situasi hukum. Dikenal karena penilaian psikologis mereka terhadap orang-orang yang terlibat dalam sistem hukum, psikolog forensik berpartisipasi dalam penyelidikan, melakukan penelitian psikologis, dan merancang program intervensi.
Apa yang dilakukan psikolog forensik?
Psikolog forensik menawarkan keahlian profesional mereka untuk membantu sistem peradilan dalam masalah perdata dan pidana. Para profesional ini membutuhkan keterampilan forensik yang kuat untuk menilai individu secara psikologis dalam sistem hukum. Psikolog forensik juga membutuhkan keterampilan komunikasi verbal yang kuat dan harus unggul dalam penilaian, wawancara, penulisan laporan, dan presentasi kasus.
Selama persidangan, psikolog forensik sering menjadi penasihat dan saksi ahli. Mereka dapat memberikan wawasan tentang kompetensi klien, hukuman, dan pengobatan. Dengan menganalisis bukti TKP, para psikolog ini mengembangkan profil kriminal untuk mempersempit daftar tersangka. Selain itu, psikolog forensik bertindak sebagai konsultan untuk pemberi kerja hukum dan administrasi.
Meskipun televisi dan film sering membuat pekerjaan psikolog forensik sensasional, para profesional ini terutama melakukan penelitian dalam kapasitas yang lebih ilmiah. Penelitian mereka berkontribusi untuk meningkatkan teknik interogasi, rehabilitasi kriminal, desain fasilitas pemasyarakatan. Majikan dan spesialisasi psikolog forensik menentukan bagaimana mereka bekerja di lapangan.
Seorang psikolog forensik berurusan dalam kasus sipil, keluarga, atau kriminal. Mereka berinteraksi dengan pengacara, hakim, korban kejahatan, dan pelaku kejahatan. Psikolog forensik yang bekerja dalam penelitian dan akademisi juga berinteraksi dengan profesional psikologi lainnya, asisten peneliti, dan mahasiswa.
Psikolog forensik menghadiri kasus pengadilan untuk memberikan kesaksian ahli, melakukan evaluasi hak asuh anak, menilai kemanjuran program intervensi, dan menyaring pelamar penegak hukum. Tugas psikolog forensik umum lainnya meliputi:
Tugas utama psikolog forensik
1. Mengamati dan mewawancarai
Para profesional ini mengamati dan mewawancarai orang-orang dalam sistem hukum. Psikolog forensik menilai masalah dan gangguan perilaku, emosional, dan psikologis.
2. Menulis laporan dan artikel
Psikolog forensik menulis laporan yang membahas profil kriminal, tanggung jawab pidana, dan status mental. Banyak peneliti psikologi forensik menulis artikel profesional yang menjelaskan temuan baru.
3. Memberikan kesaksian ahli
Para profesional ini berfungsi sebagai saksi ahli yang memberikan kesaksian dalam persidangan di ruang sidang. Berdasarkan pelatihan dan pengetahuan psikologis mereka, mereka bersaksi tentang hukuman dan rekomendasi perawatan, kompetensi, dan risiko perilaku kriminal di masa depan.
4. Konseling dan perawatan
Psikolog forensik memberikan konseling kepada korban kejahatan. Para profesional ini merancang dan memberikan layanan terapi kepada pelanggar seks dan orang lain yang dihukum karena kejahatan.
5. Mengawasi
Psikolog forensik sering mengawasi pekerja magang dan harus menyelesaikan praktik yang diawasi untuk menerima kredensial mereka.