REPUBLIKA.CO.ID, KOTA QUEBEC -- Sebuah studi baru tentang Islamofobia oleh Institut Angus Reid telah menemukan bahwa mayoritas orang di Quebec (56 persen) memiliki pendapat negatif tentang Islam sebagai agama. Persentase ini secara signifikan lebih tinggi dari rata-rata di seluruh Kanada, 36 persen.
Dilansir dari Cult Mtl pada Rabu (15/3/2023), Aktivis dan pejabat pemerintah telah khawatir dalam beberapa tahun terakhir karena serangan terhadap Muslim di Kanada telah meningkat, termasuk peningkatan 71 persen dari 2020 ke 2021. Kekerasan ini paling tragis terlihat pada tahun 2017 ketika enam orang meninggal dunia di sebuah masjid di Kota Quebec.
Pada akhir Januari, Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mengumumkan penunjukan perwakilan khusus pertama Kanada untuk memerangi Islamofobia. Jurnalis dan aktivis hak asasi manusia Amira Elghawaby dipilih untuk posisi tersebut untuk "mendukung dan meningkatkan upaya pemerintah federal dalam memerangi Islamofobia, rasisme sistemik, diskriminasi rasial, dan intoleransi agama."
Studi ini juga menemukan bahwa pandangan negatif tentang Islam meningkat seiring bertambahnya usia dan kurangnya pendidikan. Semakin tua atau kurang berpendidikan seseorang, semakin besar kemungkinan mereka memiliki pandangan negatif tentang Islam.
“Ada beberapa korelasi antara usia dan pendidikan dalam hal Indeks Pandangan Islam. Orang Kanada yang lebih tua lebih mungkin berada dalam kelompok Sangat Negatif daripada yang lebih muda, sementara orang Kanada yang lebih muda lebih mungkin berada dalam kelompok Sangat Positif. Selain itu, setengah dari kelompok Sangat Negatif memiliki ijazah sekolah menengah atau kurang, sementara kelompok Sangat Positif jauh lebih mungkin lulus dari universitas daripada segmen lain." Tulis Institut Angus Reid mengutip temuannya itu.