REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Sulawesi Tengah, bersinergi dengan Kementerian Agama RI meningkatkan wawasan Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Kemenag di Sulteng tentang moderasi beragama.
Peningkatan wawasan ASN lingkup Kemenag di wilayah Sulteng, dilaksanakan melalui kegiatan pembinaan ASN atas kerja sama UIN Datokarama dengan Kanwil Kemenag Sulteng, melibatkan Kemenag RI, berlangsung di Palu, Rabu.
"Pembinaan wawasan ASN tentang moderasi beragama sangat penting, sebagai bentuk upaya mendorong ASN Kemenag menjadi ujung tombak dalam merawat kemajemukan, persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegera," ucap Rektor UIN Datokarama, Profesor Sagaf Pettalongi, di Palu, Rabu.
Pembinaan ASN tentang moderasi beragama diikuti ASN Kemenag 12 kabupaten dan satu kota se-Sulteng. Dalam pembinaan itu UIN Datokarama dan Kanwil Kemenag Sulteng menghadirkan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi untuk menyampaikan tentang arah kebijakan Kemenag mengenai hal tersebut.
Sagaf mengemukakan Kemenag telah mencanangkan bahwa tahun 2023 sebagai tahun kerukunan. Maka, ASN lingkup Kemenag yang ada di Sulteng harus menjadi terdepan dalam pembinaan dan peningkatan kualitas kerukunan melalui pendekatan moderasi beragama.
"Apalagi di tahun ini beririsan dengan tahun politik, sehingga penguatan moderasi beragama sangat penting," ungkap Sagaf yang juga Guru Besar Sekaligus Pakar Managemen Pendidikan.
Terkait hal itu Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi menegaskan bahwa moderasi beragama, bukan memoderatkan agama. Melainkan, memoderatkan pemahaman tentang anjuran - anjuran agama.
"Yang perlu dimoderatkan adalah cara memahami agama," ucap Zainut, di hadapan ratusan ASN dan mahasiswa UIN Datokarama.
Hal ini penting dilakukan oleh ASN Kemenag di wilayah Sulteng, karena, sebut dia, setiap orang memiliki tafsir yang berbeda terhadap anjuran dan teks agama.
Dengan adanya tafsir dan ruang ijtihad yang berbeda, maka, kata dia, perbedaan sangat mungkin terjadi.
"Selama perbedaan itu masih dalam masalah furuiyah, kita harus hormati," ujarnya.
Ia menegaskan, dalam beragama, umat beragama harus toleran. Tidak perlu saling menyalahkan dan mengejek.
"Di sinilahperan moderasi beragama menempatkan pemahaman keagamaan secara moderat. Karena, perbedaan itu adalah keniscayaan," ungkapnya.
Ia menekankan kepada ASN lingkup Kemenag di Sulteng agar terus memupuk persatuan dan kesatuan umat beragama.
"Antara umat beragama kita harus membangun persatuan dan kesatuan, karena Indonesia ini majemuk dan plural," sebutnya.
"Mari kita jaga negara ini, negara sudah memfasilitasi kita untuk beribadah," tambahnya.
Sementara itu Kepala Kanwil Kemenag Sulteng Ulyas Taha mengemukakan penguatan moderasi beragama menjadi penting.
Karena sebagai umat beragama kita memiliki tanggung jawab moral dalam proses berbangsa dan bernegara," ungkap Ulyas.
Ia menambahkan kegiatan pembinaan wawasan ASN tentang moderasi beragama sangat penting, di tengah umat kita sedang diperhadapkan dengan Pemilu 2024 atau tahun politik.