Rabu 15 Mar 2023 15:41 WIB

Jokowi Heran Harga Beras Masih Mahal Saat Panen Raya

Jokowi meminta jajarannya untuk mencari penyebab mahalnya harga beras.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolandha
Panen raya (ilustrasi). Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku heran harga beras saat ini masih mahal meskipun sudah mencapai puncak panen raya.
Foto: Dok. Kementan
Panen raya (ilustrasi). Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku heran harga beras saat ini masih mahal meskipun sudah mencapai puncak panen raya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku heran harga beras saat ini masih mahal meskipun sudah mencapai puncak panen raya. Menurut dia, seharusnya panen raya bisa menurunkan harga beras karena pasokan berasnya melimpah.

"Kan kita lihat masih panen raya. Logikanya panen raya suplainya banyak, mestinya harga turun. Nah ini kok ndak," kata Jokowi di GBK, Rabu (15/3/2023).

Baca Juga

Jokowi pun meminta jajarannya agar segera mencari penyebab masih mahalnya harga beras. "Ini yang baru kita cari. Ini yang senang petaninya senang tetapi konsumennya pasti akan berteriak. Saya kira keseimbangan itu yang ingin kita jaga," ujar dia.

Jokowi melanjutkan, upaya untuk menyeimbangkan harga gabah di tingkat petani dan harga beras di pedagang serta konsumen dalam posisi yang wajar bukanlah hal yang mudah. Sedangkan jika ingin menurunkan harga beras dengan cepat bisa dilakukan dengan mudah, yakni dengan melakukan impor.

Namun Jokowi menekankan, yang diupayakan pemerintah saat ini yakni menjaga keseimbangan harga di tingkat petani, pedagang, dan juga konsumen.

"Kalau mau menurunkan harga beras sangat mudah sekali. Impor sebanyak-banyaknya menuju ke pasar pasti harga turun. Tapi yang kita lakukan sekarang menjaga keseimbangan itu, tapi kalau dilihat memang supplynya kurang, menyebabkan harga tinggi yang permanen, ya pasti impornya akan masuk," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement