REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Peningkatan suhu lebih dari tingkat rata-rata akan terjadi di Arab Saudi. Sementara hujan akan lebih sering dari tingkat normal di sebagian besar wilayah Arab Saudi selama bulan suci Ramadhan.
Dilansir dari Saudi Gazette, Rabu (15/3/2023), hal tersebut disampaikan pusat meteorologi Arab Saudi (NCM) dalam laporannya tentang kondisi iklim selama bulan suci Ramadan dari 23 Maret hingga 20 April. Laporan tersebut memperingatkan kemungkinan yang disebut kondisi iklim ekstrem seperti hujan lebat selama periode tersebut. Pusat mencatat bulan puasa tahun ini jatuh pada musim semi.
Laporan tersebut menunjukkan suhu rata-rata di bulan Ramadhan diperkirakan akan meningkat di sebagian besar wilayah Kerajaan. Akan terjadi peningkatan suhu permukaan rata-rata hingga satu setengah derajat Celsius selama Maret, terutama di wilayah Tabuk, sebagian wilayah Perbatasan Utara, dan Al-Jouf. Gelombang panas juga diperkirakan akan terjadi terutama di wilayah timur laut Kerajaan.
Laporan tersebut memproyeksikan, sejauh periode Ramadhan yang tersisa, kenaikan suhu permukaan lebih tinggi dari rata-rata di sebagian besar wilayah Kerajaan dan sekitar suhu rata-rata di beberapa wilayah Madinah, Makkah, Asir, dan Jazan.
Mengenai tingkat curah hujan selama Ramadhan, laporan tersebut mengindikasikan curah hujan lebih tinggi dari tingkat normalnya di sebagian besar wilayah Kerajaan. Kemungkinan prakiraan hujan meningkat dengan kenaikan yang lebih tinggi dari rata-rata, terutama di wilayah Riyadh, Hail, Qassim, Al-Jouf, wilayah Perbatasan Utara, sebagian wilayah Makkah, Asir, dan Jazan selama pekan pertama bulan Ramadan.
Diperkirakan juga terjadi peningkatan curah hujan di atas rata-rata di seluruh wilayah Kerajaan dan sekitar rata-rata hujan di beberapa bagian Provinsi Timur dan wilayah Riyadh selama sisa periode bulan suci.