REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Alumni Universitas Indonesia dan mantan aktivis Lembaga Dakwah Kampus Nuansa Islam Mahasiswa UI (LDK Salam UI), Fitri Amalina mengatakan harus ada perbaikan agar geliat kajian keislaman mahasiswa di masjid UI bisa hidup kembali. Terutama terkait oemberian ruang kontribusi bagi mahasiswa hingga kolaborasi dengan UKM keagamaan.
"Beri ruang kontribusi untuk mahasiswa dari seluruh latar belakang/kelompok/golongan selama engga yang aneh aneh. Karena keterlibatan mahasiswa itu penting dan jangan terlalu dikekang dengan banyak peraturan yang gajelas landasannya," jelas Fitri yang aktif di Salam UI pada 2013 hingga 2017, Rabu (15/3/2023).
Pengelola masjid diharapkannya lebih inovatif dalam membuat program-program, terutama kajian untuk mahasiswa. Ia juga mengharapkan agar masjid lebih terbuka untuk menggelar kajian dari beragam latar belakang.
Fitri yang dulu menjabat sebagai Kepala Bidang SDM di Salam UI berharap agar kegiatan selain ibadah sholat bisa dilakukan di masjid. Mahasiswa juga menurutnya jangan terlalu diawasi seakan-akan bagian dari kelompok teroris.
"Harus bisa merangkul seluruh kelompok, jangan fokus ke satu ormas atau kelompok tertentu. Menghapus aturan terkait pelarangan beraktivitas selain ibadah sholat di lingkungan masjid. Jangan terlalu diawasi kayak seakan akan teroris padahal kan mahasiswa sendiri,"tuturnya.
Pengurus masjid disarankannya juga untuk berkolaborasi dengan Unit Kegiatan Mahasiswa. "Sering kolaborasi dengan UKM yang ada di UI. Baik UKM Keagamaan atau lainnya,"katanya.
Sebelumnya, Koordinator Kajian dan Dakwah Masjid UI, Imam K Hayatullah membenarkan sepinya minat mahasiswa untuk melakukan kajian keislaman. Menurutnya, kondisi ini terjadi karena beragam faktor, seperti karena masih masa peralihan kuliah online ke offline, hingga kondisi atau kegemaran mahasiswa yang saat ini telah berubah.
Dia juga meyakinkan pihaknya tidak pernah melarang kelompok mahasiswa untuk menggelar kelompok kajian. Masjid UI disebutnya tidak pernah melarang mahasiswa melakukan diskusi atau aktivitas keislaman.
"Asumsi saya, dari online ke offline belum maksimal. Generasi sekarang lebih banyak nonton konser, lebih suka nongkrong di mall,"ucapnya.