Kampus—Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) kembali menambah empat orang Guru Besar baru. Pengukuhan empat Guru Besar itu dilakukan dalam Sidang Terbuka Senat Pengukuhan Profesor di Auditorium Graha Widyatama Prof. Rubijanto Misman Unsoed, Rabu (15/03/2023).
Empat Guru Besar Unsoed yang dikukuhkanm adalah Prof Dr Dra. Hernayanti, MSi, sebagai Guru Besar atau Profesor dalam bidang Toksikologi. Kemudian Prof Dr Dwi Nugroho Wibowo, MS sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Ekologi.
Selanjutnya Prof Dr Ir Nur Prihatiningsih, MS sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Penyakit Tanaman, dan Prof Dr Nuniek Ina Ratnaningsih, MS sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Mikologi Terapan.
Rektor Unsoed Prof Akhmad Sodiq dalam sambutannya menyampaikan bahwa saat ini Unsoed memiliki 94 Guru Besar. Adapun Prof Nur Prihatiningsih adalah guru besar yang ke-12 pada Fakultas Pertanian, sedangkan Prof Dwi Nugroho Wibowo, Prof Hernayanti dan Prof Nuniek Ina Ratnaningtyas masing-masing adalah Guru Besar yang ke-20, 21, dan 22 pada Fakultas Biologi.
“Kecendekiawanan dan kearifan dari seorang profesor, diharapkan menjadi mata air sekaligus menara air kehidupan. Keempat Guru Besar yang baru saja dikukuhkan pada hari ini, sungguh menjadi inspirasi dan energi bagi sivitas akademika Unsoed untuk semakin merdeka dalam pilihan ragam karya, maju dalam kualitas karyanya, dan mendunia pengakuan akan hasil karyanya”, jelas Rektor.
Dalam pengukuhannya tersebut Prof Hernayanti, menyampaikan orasi ilmiah dengan judul “Bahaya Pencemaran Logam Berat Kadmium dan Penanggulangannya”. Disampaikan bahwa paparan logam berat kadmium berdampak buruk baik terhadap lingkungan terutama perairan dan manusia. Paparan Cd pada manusia menimbulkan gangguan kesehatan seperti hipertensi dan gangguan fungsi ginjal. Menurut Hernayanti penanggulangan pencemaran Cd dari limbah industri dapat dilakukan dengan metode fitoremidiasi menggunakan tumbuhan air dan pada manusia menggunakan kelator alami dari buah tomat, daun teh hijau dan pegagan.
Prof Dwi Nugroho Wibowo dengan judul “Eutrofikasi, Sebuah Pembelajaran Instropeksi Diri dari Ekosistem Lentik”. Dalam orasinya disampaikan bahwa penggunaan pupuk yang berlebihan secara sembarangan dan tidak terkendali dalam praktik pertanian, pembuangan sejumlah besar bahan limbah domestik dan industri ke badan air menyebabkan masalah ekologis yang parah di lingkungan yaitu eutrofikasi.
Prof Nur Prihatiningsih dengan Judul “Kekuatan Bakteri Tersembunyi dalam Tanaman”. Disampaikan bahwa “bakteri tersembunyi” memiliki prospek yang strategis dikembangkan sebagai biopestisida yang mendukung pertanian berkelanjutan.
Prof Nuniek Ina Ratnaningsih, dengan Judul “Tantangan dan Potensi Pengembangan Jamur Kultivasi Lokal Sebagai Kandidat Herbal Medicine”. Disampaikan bahwa aplikasi terapan jamur memiliki banyak peluang dan potensi yang sangat besar untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.
Baca juga :
Inovasi Water Power Generator Antar Mahasiswa Unsoed Raih Juara Pertama di Ajang WICE 2022
Dosen Sudan Lulus Program Doktor Ilmu Peternakan Unsoed
Tawarkan Solusi Atasi Krisis Air di Jakarta, Mahasiswa UI Raih Gold Medal Kompetisi Internasional
Unas Kolaborasi dengan Unsoed Gelar Penelitian dan PKM di Desa Wisata Pandak, Banyumas
Dosen UBSI Beri Pelatihan Membangun Brand Image Melalui Digital Marketing
Kemdikbudristek Buka Program PKL untuk Mahasiswa, Yuk Ikutan
Kemdikbudristek Buka Pendaftaran Mahasiswa Pendamping KLS, Dikonversi Magang 20 SKS
Ikuti informasi penting dari kampus.republika.co.id. Silakan memberi masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.