REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menanggapi data yang menyebut sebanyak 12 persen pengangguran didominasi oleh lulusan pendidikan tinggi baik sarjana maupun diploma. Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyampaikan, persentase jumlah pengangguran dari lulusan perguruan tinggi ini disebabkan tidak adanya link and match antara perguruan tinggi dengan dunia kerja.
Kiai Ma'ruf pun menyampaikan upaya Pemerintah dalam mengatasi link and match perguruan tinggi dengan industri. "Sekarang itu ada namanya kampus merdeka, jadi mahasiswa dihubungkan dengan industri dengan berbagai kegiatan yang ada di perusahaan-perusahaan sehingga mereka tidak lagi jadi sarjana yang tidak siap pakai akhirnya pengangguran," ujar Wapres di sela kunjungan kerjanya di Jombang, Jawa Timur, Rabu (15/3/2023).
Tak hanya itu, lanjutnya, pemerintah juga terus memperkuat program pendidikan vokasi dan pelatihan seperti Balai Latihan Kerja (BLK). Hal ini untuk memastikan para lulusan memiliki kemampuan yang dibutuhkan dunia kerja, di antaranya skilling, up-skilling, dan reskilling.
Kemudian, lanjut dia, program Kartu Prakerja, guna mempersiapkan dan mengembangkan angkatan kerja. "Pemerintah mengeluarkan kemarin beberapa triliun untuk Kartu Prakerja, itu ternyata tamatannya banyak yang mandiri bisa berwirausaha dan juga banyak yang memiliki keterampilan kemudian keterima di tempat kerja, itu saya kira usaha yang terus kita pacu," ujarnya.