Kamis 16 Mar 2023 08:54 WIB

Saudi tak akan Jual Minyak ke Negara yang Batasi Harga

Batas atas harga minyak pasti akan menyebabkan ketidakstabilan pasar

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
=Menteri Energi Kerajaan Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan Kerajaan Saudi tidak akan menjual minyak ke negara mana pun yang mencoba memberlakukan batasan harga pada pasokan minyak dunia.
Foto: AP Photo/Amr Nabil
=Menteri Energi Kerajaan Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan Kerajaan Saudi tidak akan menjual minyak ke negara mana pun yang mencoba memberlakukan batasan harga pada pasokan minyak dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menteri Energi Kerajaan Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan Kerajaan Saudi tidak akan menjual minyak ke negara mana pun yang mencoba memberlakukan batasan harga pada pasokan minyak dunia.

Pangeran Abdulaziz mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh Energy Intelligence, bahwa menetapkan batas atas harga minyak pasti akan menyebabkan ketidakstabilan pasar, dan Arab Saudi akan mengurangi produksi minyaknya.

Baca Juga

Pangeran Abdulaziz menambahkan bahwa kelompok negara penghasil minyak OPEC+ telah berhasil membawa stabilitas dan transparansi yang signifikan di pasar minyak dunia, terutama dibandingkan dengan semua pasar komoditas lainnya.

“Aturan NOPEC tidak mengakui pentingnya menahan kapasitas cadangan, dan konsekuensi dari tidak menahan kapasitas cadangan terhadap stabilitas pasar,” katanya.

NOPEC mengacu pada aturan No Oil Producing and Exporting Cartels, yang diajukan oleh legislasi AS, mengusulkan untuk anggota OPEC+ terbuka untuk dituntut berdasarkan undang undang antimonopoli Amerika.

Rancangan aturan tersebut, telah diajukan secara berkala selama beberapa tahun, dihidupkan kembali bulan ini oleh sekelompok senator di Washington. Tujuannya untuk mencegah kenaikan harga energi yang tinggi khusus bagi konsumen AS. Namun, rencana itu ditolak Pangeran Abdulaziz.

“NOPEC akan merusak investasi dalam kapasitas minyak dan akan menyebabkan pasokan global jatuh jauh dari permintaan di masa depan. Dampaknya akan terasa di seluruh dunia pada produsen dan konsumen, serta pada industri minyak," kata dia.

Arab Saudi secara proaktif memulai upaya untuk memperluas kapasitas produksi menjadi 13,3 juta barel per hari pada tahun 2027. “Ekspansi sudah berjalan, dalam tahap rekayasa, dan peningkatan pertama diharapkan mulai beroperasi pada tahun 2025,” kata sang pangeran.

“Kapasitas cadangan dan stok darurat global adalah jaring pengaman utama untuk pasar minyak dalam menghadapi potensi guncangan. Saya telah berulang kali memperingatkan bahwa pertumbuhan permintaan global akan melebihi kapasitas cadangan global saat ini, sementara cadangan darurat berada pada titik terendah dalam sejarah," jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement