Kamis 16 Mar 2023 09:40 WIB

Imbas SVB, Regulator Swiss Janjikan Bantuan untuk Credit Suisse

Bank Sentral Swiss bahkan menjanjikan bantuan likuiditas bagi Credit Suisse.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
 Ilustrasi foto menunjukkan logo Silicon Valley Bank (SVB) pada perangkat seluler di depan laptop dengan logo Credit Suisse di Washington, DC, AS, Selasa (14/3/2023). Regulator Swiss menjanjikan bantuan likuiditas kepada Credit Suisse. Dilansir Reuters, Langkah tersebut diumumkan oleh Bank Nasional Swiss dan regulator keuangan Swiss FINMA menyusul anjloknya saham Credit Suisse hingga 30 persen pada Rabu (15/3/2023).
Foto: EPA-EFE/JIM LO SCALZO
Ilustrasi foto menunjukkan logo Silicon Valley Bank (SVB) pada perangkat seluler di depan laptop dengan logo Credit Suisse di Washington, DC, AS, Selasa (14/3/2023). Regulator Swiss menjanjikan bantuan likuiditas kepada Credit Suisse. Dilansir Reuters, Langkah tersebut diumumkan oleh Bank Nasional Swiss dan regulator keuangan Swiss FINMA menyusul anjloknya saham Credit Suisse hingga 30 persen pada Rabu (15/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Regulator Swiss menjanjikan bantuan likuiditas kepada Credit Suisse. Dilansir Reuters, Langkah tersebut diumumkan oleh Bank Nasional Swiss dan regulator keuangan Swiss FINMA menyusul anjloknya saham Credit Suisse hingga 30 persen pada Rabu (15/3/2023).

Regulator berusaha meredakan ketakutan investor seputar Credit Suisse, dengan mengatakan bank investasi tersebut masih memenuhi persyaratan modal dan likuiditas. Regulator mengatakan bank bisa mengakses likuiditas dari bank sentral jika diperlukan.

Baca Juga

Pernyataan itu muncul karena Credit Suisse terjebak dalam krisis kepercayaan setelah jatuhnya Silicon Valley Bank (SVB) pekan lalu. Credit Suisse menyambut baik pernyataan dukungan dari Swiss National Bank dan FINMA.

Credit Suisse akan menjadi bank global besar pertama yang diberikan bantuan seperti itu sejak krisis keuangan 2008, meskipun bank sentral telah memperluas likuiditas secara lebih umum ke bank selama masa tekanan pasar termasuk pandemi virus corona.