Jumat 17 Mar 2023 00:25 WIB

Iran-Saudi Berdamai, Upaya Penyelesaian Konflik Yaman Diintensifkan

Para pihak dalam konflik Yaman harus memanfaatkan kesempatan perdamaian Iran-Saudi

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
 Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdoulahian (kiri) menyapa Utusan Khusus Sekretaris Jenderal untuk Yaman Hans Grundberg (kanan) di kantor Kementerian Luar Negeri di Teheran, Iran, Senin (13/3/2023). Utusan Khusus Sekretaris Jenderal untuk Yaman Hans Grundberg mengunjungi Iran setelah Iran dan Arab Saudi sepakat untuk membangun kembali hubungan diplomatik.
Foto: EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdoulahian (kiri) menyapa Utusan Khusus Sekretaris Jenderal untuk Yaman Hans Grundberg (kanan) di kantor Kementerian Luar Negeri di Teheran, Iran, Senin (13/3/2023). Utusan Khusus Sekretaris Jenderal untuk Yaman Hans Grundberg mengunjungi Iran setelah Iran dan Arab Saudi sepakat untuk membangun kembali hubungan diplomatik.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Utusan Khusus PBB untuk Yaman Hans Grundberg mengatakan, saat ini tengah berlangsung upaya diplomatik di berbagai level untuk mengakhiri konflik Yaman. Dia mendesak para pihak momentum atas tercapainya kesepakatan rekonsiliasi antara Arab Saudi dan Iran, dua negara yang turut terlibat dalam perang Yaman.

“Upaya diplomatik intensif sedang berlangsung di berbagai tingkat untuk mengakhiri konflik Yaman. Kita saat ini menyaksikan pembaruan momentum diplomatik regional, serta perubahan langkah dalam ruang lingkup dan kedalaman diskusi,” kata Grundberg saat berbicara di Dewan Keamanan PBB, Rabu (15/3/2023).

Baca Juga

Dia pun menyinggung tentang telah tercapainya kesepakatan pemulihan hubungan antara Saudi dan Iran. “Para pihak (dalam konflik Yaman) harus memanfaatkan kesempatan yang disajikan oleh momentum regional dan internasional ini untuk mengambil langkah tegas menuju masa depan yang lebih damai,” ujarnya.

Grundberg mengungkapkan, saat ini situasi militer secara keseluruhan di Yaman relatif stabil, tapi rapuh. Gencatan senjata sudah tak bisa lagi diandalkan atau dijadikan solusi. “Gencatan senjata hanya bisa menjadi batu loncatan. Kita sangat perlu membangun di atas apa yang dicapai oleh gencatan senjata dan bekerja menuju gencatan senjata nasional serta penyelesaian politik inklusif untuk mengakhiri konflik Yaman,” ucapnya.

Konflik di Yaman secara luas dilihat sebagai perang proksi antara Saudi dan Iran. Perang di sana mulai berkecamuk sejak kelompok pemberontak Houthi mengambil alih kontrol ibu kota Sanaa pada September 2014. Houthi disebut memperoleh dukungan dan sokongan dari Iran.

Pada 2015, Saudi memimpin koalisi untuk melakukan intervensi militer di Yaman dan memberikan dukungan pada pasukan pemerintah. Saudi memang memiliki kekhawatiran terhadap Houthi. Ia memandang kelompok pemberontak itu sebagai ancaman terhadap keamanannya.

Konflik Yaman masih berlangsung hingga kini. Menurut PBB, perang di negara tersebut telah merenggut 223 ribu nyawa. Dari 30 juta penduduknya, 80 persen di antaranya kini bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup. PBB telah menyatakan bahwa krisis Yaman merupakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement