REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) telah mengumumkan rencana perubahan format kompetisi di gelaran Piala Dunia dan Piala Dunia Antar Klub. Perubahan ini akan diterapkan FIFA di Piala Dunia 2026 dan Piala Dunia Antar Klub 2026.
Namun, rencana ini mendapatkan kritik keras dari otoritas penyelenggara Liga Spanyol, La Liga. FIFA dianggap mengambil keputusan sepihak dan tidak menyertakan sejumlah pihak terkait, terutama para penyelenggara kompetisi domestik di seluruh dunia. Keputusan itu pun dinggap bakal berpengaruh besar pada jadwal kompetisi sepak bola dunia.
''FIFA terus melanjutkan pengabaian pada pengambilan keputusan secara bersama pada penetapan kalender sepak bola dunia. FIFA benar-benar mengabaikan dampak ekonomi dari keputusan tersebut terhadap seluruh liga di dunia,'' tulis pernyataan resmi La Liga seperti dikutip Sky Sports, Kamis (16/3/2023).
Tidak hanya itu, perubahan format kompetisi tersebut dinilai memiliki dampak besar terhadap liga-liga di dunia. Tidak hanya soal aspek ekonomi, perubahan format Piala Dunia dan Piala Dunia Antar Klub itu juga bakal berpengaruh pada kondisi pemain, yang harus tampil dalam jadwal pertandingan yang begitu padat.
''FIFA hanya memperhitungkan sekelompok kecil klub dan pemain. Mereka mengabaikan dampak ekonomi, level kompetisi di liga nasional secara keseluruhan. Mereka menjejalkan pertandingan dalam jadwal yang sudah begitu padat,'' lanjut pernyataan resmi La Liga tersebut.
Rencananya, La Liga akan melakukan koordinasi dengan Forum Liga Dunia, sebuah organisasi internasional yang memayungi liga-liga di dunia, sebelum mengambil langkah lanjutan terkait rencana FIFA tersebut. Sebelumnya, WLF sempat melontarkan penolakan terhadap rencana FIFA untuk mengubah format Piala Dunia Antar Klub pada 2025.
Saat itu, FIFA berencana menambah kontestan Piala Dunia Antar Klub menjadi 32 klub dan digelar empat tahun sekali. Di edisi sebelumnya, Piala Dunia Antar Klub hanya diikuti tujuh klub dengan waktu penyelenggaran tidak lebih dari dua pekan dan biasanya digelar pada pertengahan musim kompetisi reguler.
Namun, dalam Kongres di Kibali, Rwanda, tengah pekan ini, FIFA menegaskan akan melanjutkan rencana tersebut. Edisi perdana Piala Dunia Antar Klub dengan format anyar itu akan digelar pada 2026 mendatang. Tidak hanya itu, FIFA juga telah memperkenalkan format baru penyelenggaran Piala Dunia.
Perubahan format kompetisi itu rencananya akan mulai diterapka di gelaran Piala Dunia 2026, yang bakal digelar di tiga negara berbeda, Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Perubahan paling mencolok terletak pada jumlah kontestan turnamen sepak bola paling bergengsi sejagat tersebut, dari 32 tim menjadi 48 tim peserta.
Penambahan kontestan ini lantas berimbas pada meningkatnya jumlah pertandingan di satu gelaran Piala Dunia, dari total 64 pertandingan menjadi 104 pertandingan. Tim pemenang turnamen akan tampil di delapan laga, lebih banyak satu laga dibanding tujuh edisi sebelumnya.
Penerapan format baru ini pun menimbulkan tantangan baru, terutama dalam hal waktu penyelenggaran. Piala Dunia 2026 akan digelar selama kurang lebih 39 hari atau 10 hari lebih banyak dibanding gelaran Piala Dunia 2022 dan satu pekan lebih panjang dibanding penyelenggaraan Piala Dunia 2018 di Rusia.
Belum lagi dengan dampak terhadap jadwal yang mesti dilakoni klub dan pemain dalam kompetisi reguler. Dengan format baru tersebut, musim kompetisi reguler diharapkan sudah selesai pada pekan terakhir Mei. Partai kompetisi kontinental juga diharapkan sudah selesai pada akhir Mei.