Kamis 16 Mar 2023 16:41 WIB

Wamenag Minta ASN Kementerian Agama Edukasi Warga Tentang Pemilu

Wamenag menjelaskan pemilu merupakan sarana menguatkan demokrasi

 Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi.
Foto: istimewa
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi meminta kepada aparatur sipil negara (ASN) lingkup Kemenag yang ada di wilayah Sulawesi Tengah, agar turut serta mengedukasi warga tentang pemilihan umum (pemilu) demi meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilu.

"Pemilu adalah hajatan nasional yang harus kita sukseskan," kata Zainut Tauhid, di Palu, Kamis (16/3/2023).

Baca Juga

Zainut Tauhid melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Sulawesi Tengah di Kota Palu. Dalam kunjungan itu, ia menghadiri kegiatan pembinaan wawasan ASN lingkup Kemenag di wilayah Sulteng tentang penguatan moderasi beragama dan kerukunan, berlangsung di Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama.

Zainut menyatakan bahwa pemilu merupakan salah satu agenda nasional yang harus disukseskan. Karena melalui pemilu, masyarakat akan memilih pemimpin eksekutif, legislatif, dan kepala daerah.

Dalam konteks itu, menurut dia, politik identitas yang masih cenderung terjadi harus dicegah. Oleh karena itu, ASN Kemenag perlu untuk mengedukasi masyarakat mengenai tujuan pemilu dan serta bahaya politik identitas.

"Di tahun politik ini, kita mendorong agar berpolitik secara cerdas dan pintar. Jangan kemudian, terjadi saling menjelekkan dan memfitnah," katanya.

Zainut mengatakan, harus dipahami bahwa politik identitas dan identitas politik sangat berbeda. Identitas politik yaitu keterlibatan seseorang secara terikat pada satu lembaga politik.

Sementara itu, politik identitas yaitu politik yang mengeksploitasi identitas untuk kepentingan politik.

"Ini yang tidak boleh dilakukan dan harus dicegah," ujarnya.

Politik identitas berbasis agama, suku, dan budaya, akan berdampak pada melemahnya persatuan dan kesatuan dalam kemajemukan berbangsa dan bernegara.

Oleh karena itu, menurut dia, perlu edukasi kepada masyarakat, agar tidak terpengaruhi dengan politik identitas yang dimainkan oleh pihak - pihak tertentu dalam kontestasi Pemilu.

"Politik itu harus berlandaskan nilai - nilai moral dan beradab," ujarnya.

Ia menegaskan, pemilu adalah agenda lima tahunan, sementara persaudaraan adalah agenda selama-selamanya.

"Jangan sampai agenda lima tahunan mencederai persaudaraan kita," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement