Kamis 16 Mar 2023 17:16 WIB

Dalih Robot Trading ATG Wahyu Kenzo dan Perusahaannya

WK mendapatkan keuntungan dari selisih transaksi para anggota.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
 Polresta Malang Kota (Makota) merilis tersangka baru dalam kasus robot trading Auto Trade Gold (ATG) milik Wahyu Kenzo di Mapolresta Makota, Kamis (16/3/2023).
Foto: Wilda Fizriyani
Polresta Malang Kota (Makota) merilis tersangka baru dalam kasus robot trading Auto Trade Gold (ATG) milik Wahyu Kenzo di Mapolresta Makota, Kamis (16/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Polresta Malang Kota (Makota) mengungkapkan sejumlah dalih robot trading Auto Trade Gold (ATG) yang dilakukan Wahyu Kenzo dan perusahaannya. Menurut Kasat Reskrim Mapolresta Makota, Kompol Bayu Febrianto Prayoga para korban selama ini dapat menjadi anggota dengan cara membeli produk minuman nutrisi. Produk tersebut ternyata belum memiliki izin dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI.

Selanjutnya, para member mendapatkan voucher 5.0 untuk mengaktivasi akun Pantera yang keuntungan tersebut dikelola oleh broker yang katanya di luar negeri. Namun faktanya akun tersebut ternyata dikelola sendiri oleh ATG. Bahkan, sistem algoritmanya juga diciptakan sendiri oleh Wahyu Kenzo dan perusahaannya.

Melalui sistem tersebut, Wahyu Kenzo (WK) dan perusahaannya dapat menentukan siapa yang berhak melakukan penarikan. "Lalu uang member yang masuk ke Pantera trade tersebut diatasnamakan pribadi oleh WK untuk crypto," jelasnya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan tidak ada transaksi keuangan dari bisnis robot trading ATG. Sebab, hanya ada chart yang tetap berjalan di liquid provider dengan robot membaca chart tersebut karena WK masih membayar sewa server sampai akhir 26 Januari 2023.  Namun server tersebut mati karena WK tidak mampu membayar biaya sewanya.

Menurut keterangan WK, dia mendapatkan keuntungan dari selisih transaksi para member. Hal ini berarti keuntungan tersebut berjumlah Rp 1.000 per satu dolarnya dalam setiap member melakukan deposit. Dalam hal ini WK dari Rp 1.000 tersebut mendapatkan Rp 150 per transaksi sedangkan founder seperti RE menerima Rp 100 per transaksi.

"Jadi sebenarnya alur yang katanya dikelola di luar negeri ternyata dikelola WK sehingga untuk pembayaran withdrawal bukan dari keuntungan tetapi dari uang member lain yang masuk kemudian dibayarkan kembali untuk withdrawal. Itu yang dilakukan WK," ungkapnya saat ditemui wartawan, Kamis (16/3/2023).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement