REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli kardiologi anak sekaligus Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengajak orang tua untuk mengenali awal mula dari penyakit jantung rematik pada anak. Anak yang menderitanya akan mengalami radang tenggorokan, nyeri menelan, hingga demam tinggi.
"Penyakit jantung rematik ini biasanya didahului dengan demam rematik akut, biasanya diawali dengan radang tenggorokan, nyeri menelan yang hebat, demam tinggi, dan kalau diperiksa, kelenjar amandel penuh dengan putih-putih," kata Piprim dalam diskusi daring, Kamis (16/3/2023).
Demam rematik akut merupakan penyakit inflamasi yang disebabkan oleh antibodi yang dibentuk tubuh-- yang mirip dengan bakteri Streptococcus beta hemolyticus grup A--menyerang struktur tubuh. Sementara itu, penyakit jantung rematik disebabkan oleh demam rematik yang terus berulang atau tidak tertangani.
"Kalau demam rematik akut, kerusakan jantungnya tidak permanen. Kalau penyakit jantung rematik, itu sudah fase berikutnya, sesudah anak punya masalah katup jantung yang permanen," kata Piprim.
Sekitar tiga pekan setelah terinfeksi, Piprim mengatakan anak bisa saja mengeluh jantungnya berdebar-debar dan denyut nadinya cepat. Anak juga bisa merasa ngilu di persendian, seperti pergelangan tangan, lutut, dan engkel.
"Kemudian ngilunya ini biasanya bisa berpindah-pindah. Bahkan saking nyerinya, bisa menyebabkan susah berjalan. Biasanya membaik kalau diberikan aspirin," ujar Piprim.
Dalam beberapa kasus, Piprim mengatakan anak juga dapat mengalami Sydenham's chorea, gerakan yang muncul secara tiba-tiba dan tidak dapat dikendalikan. Selain itu, ada juga anak yang datang ke dokter dalam kondisi sudah sesak napas bahkan gagal jantung.
Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, maka pemeriksaan yang dapat dilakukan di antaranya antistreptolysin (ASTO) untuk mendeteksi infeksi bakteri Streptococcus dan ekokardiografi untuk melihat gambaran struktur organ jantung.