REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Ada kekhawatiran besar dalam beberapa tahun terakhir atas skala pelecehan seksual anak. Sebenarnya apa yang terjadi pada pelaku kejahatan seksual pada anak ini?
Dr James Cantor, dari Centre for Addiction and Mental Health di Toronto, Kanada, menghabiskan sebagian besar waktunya menjelajahi otak paedofil menggunakan pemindaian MRI. Dia telah mencapai kesimpulan yang mengejutkan dan kontroversial. "Paedofilia adalah orientasi seksual," katanya.
Ia menjelaskan pedofilia adalah sesuatu yang pada dasarnya kita miliki sejak lahir, tampaknya tidak berubah dari waktu ke waktu dan itu inti dari keberadaan kita seperti halnya orientasi seksual lainnya.
Cantor menemukan, otak para pedofil yang dia pelajari terhubung secara berbeda dibandingkan non-paedofil - sesuatu yang dia gambarkan sebagai sambungan silang otak secara efektif.
"Seolah-olah, pada orang-orang ini, ketika mereka melihat seorang anak, hal itu memicu naluri seksual alih-alih memicu naluri mengasuh," ungkapnya seperti dilansir dari laman BBC, Jumat (17/3/2023).
Dia juga mengatakan, paedofil terpidana tiga kali lebih cenderung kidal atau ambidextrous daripada populasi lainnya. Mereka secara signifikan lebih pendek daripada penjahat terpidana lainnya. Harus ditekankan bahwa tidak berarti orang pendek dan kidal secara signifikan lebih mungkin menjadi paedofil, tetapi ini adalah karakteristik yang umumnya ditentukan selama trimester pertama kehamilan menunjukkan bahwa paedofilia dapat ditentukan pada waktu yang sama.
Penyebab yang mungkin adalah ibu yang stres atau kekurangan gizi. "Semakin kita dapat membidik dengan tepat apa yang sedang terjadi dan kapan itu terjadi, semakin besar peluang untuk dapat mencegahnya berkembang sejak awal," kata Cantor.
Tapi teorinya sangat menyimpang dari penjelasan lain tentang mengapa paedofilia ada. Perdebatan alam atau pengasuhan berkecamuk sengit di antara para ahli di bidang pelecehan seksual anak.
"Ada beberapa studi yang menunjukkan bahwa mungkin 10, atau 12 persen dari populasi orang dewasa di Inggris kadang-kadang memiliki pikiran seksual yang melibatkan anak-anak remaja," ungkap Donald Findlater dari Lucy Faithfull Foundation, salah satu dari pakar terkemuka Inggris tentang pelaku pelecehan seks anak.
Buat mereka yang mampu mengelola pikiran itu, mereka memilih untuk diam dan melupakannya. ''Tapi untuk pelaku seks, mereka meyakinkan diri sendiri bahwa perilaku ini baik-baik saja atau mereka berada dalam situasi di mana mereka tidak peduli."
Pelaku sering kali memiliki hubungan dengan sesama orang dewasa selain hubungan yang tak wajar dengan anak-anak. Mereka yang memiliki minat seksual pada remaja lebih sering melecehkan anak perempuan. Sedangkan pedofil, secara klinis didefinisikan, cenderung memilih anak laki-laki di antara korbannya.