Kamis 16 Mar 2023 22:33 WIB

Taiwan Peringatkan Honduras Agar tak Tergoda 'Racun' Bantuan Cina

Honduras diketahui ingin membuka hubungan resmi dengan Beijing.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Cina. Ilustrasi.
Foto: Reuters
Bendera Cina. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI – Taiwan meminta Honduras agar tidak tergoda 'racun' bantuan dari Cina. Honduras diketahui telah menyampaikan keinginannya membuka hubungan resmi dengan Beijing dan meninggalkan Taipei.

Salah satu alasan mereka melakukan hal itu adalah beban utang. “Kami memperingatkan Pemerintah Honduras agar tidak memuaskan dahaganya dengan racun, bahkan jika benar-benar kering oleh kewajiban utang,” kata Kementerian Luar Negeri Taiwan, Kamis (16/3/2023).

Baca Juga

Menteri Luar Negeri Honduras Eduardo Reina telah menyampaikan, keputusan untuk mengakhiri hubungan dengan Taiwan dan beralih ke Cina antara lain karena tantangan keuangan negaranya 'telah mencapai leher'. Itu termasuk utang sebesar 600 juta dolar AS kepada Taiwan.

Reina mengklaim, Honduras telah meminta Taiwan untuk menggandakan bantuan tahunannya menjadi 100 juta dolar AS, tapi tak memperoleh respons. Menurut Reina, negaranya pun mencoba menegosiasikan kembali utang tersebut dengan Taiwan, namun tidak mendapat tanggapan apa pun.

Kementerian Luar Negeri Taiwan segera membantah pernyataan Reina. Mereka menyebut keterangan Reina tidak mencerminkan fakta komunikasi antara kedua belah pihak. Taiwan mengklaim, mereka menanggapi positif proposal Honduras dari awal hingga akhir.

“Kami masih berusaha mempertahankan hubungan diplomatik, melakukan yang terbaik untuk memperjuangkannya. Tapi kami sama sekali tidak akan terlibat dalam persaingan uang dengan Cina,” kata Kementerian Luar Negeri Taiwan.

Sementara itu Pemerintah Cina menyambut keinginan Honduras untuk membangun hubungan resmi dengannya. “Kami menyambut baik pernyataan dari pihak Honduras (soal pembangunan hubungan diplomatik resmi),” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Cina Wang Wenbin dalam pengarahan pers, Rabu (15/3/2023), dikutip laman resmi Kemlu Cina.

Wang mengungkapkan, sebanyak 181 negara telah menjalin hubungan diplomatik dengan Beijing atas dasar prinsip 'Satu Cina'. Menurutnya hal itu menunjukkan bahwa membuka relasi resmi dengan Cina merupakan pilihan tepat yang sesuai dengan kecenderungan sejarah dan zaman. “Cina siap untuk menumbuhkan hubungan persahabatan dan kerja sama dengan semua negara, termasuk Honduras, atas dasar prinsip satu Cina,” ujar Wang.

Pada Selasa (14/3/2023) lalu, Presiden Honduras Xiomara Castro mengatakan, dia telah memerintahkan menteri luar negeri negaranya untuk membuka hubungan resmi dengan Cina. “Kita harus melihat hal-hal dengan sangat pragmatis dan mencari manfaat terbaik bagi rakyat Honduras,” kata Menteri Luar Negeri Honduras Eduardo Reina saat berbicara kepada stasiun televisi lokal pada Selasa lalu.

Jika Honduras memalingkan dirinya kepada Cina, sekutu diplomatik Taiwan hanya tersisa 13. Mereka adalah Belize, eSwatini (sebelumnya dikenal sebagai Swaziland), Guatemala, Haiti, Takhta Suci Vatikan, Kepulauan Marshall, Nauru, Palau, Paraguay, Saint Kitts and Nevis, Saint Vincent and the Grenadines, dan Tuvalu.

Cina diketahui mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Namun Taiwan berulang kali menyatakan bahwa ia adalah negara merdeka dengan nama Republik Cina. Taiwan selalu menyebut bahwa Beijing tidak pernah memerintahnya dan tak berhak berbicara atas namanya. Situasi itu membuat hubungan kedua belah pihak dibekap ketegangan dan berpeluang memicu konfrontasi. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement