Jumat 17 Mar 2023 08:34 WIB

Iran Ingin Pulihkan Hubungan dengan Mesir

Hubungan Teheran dengan Kairo telah rusak sejak Revolusi Islam 1979 di Iran

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Kesepakatan damai Arab Saudi dan Iran
Foto: Dok Istimewa
Kesepakatan damai Arab Saudi dan Iran

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Naseer Kanaani, mengatakan, Teheran ingin meningkatkan hubungan dengan Mesir. Dia menambahkan, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dan Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi mengadakan pertemuan "cepat dan positif" selama KTT Baghdad II yang diselenggarakan di Yordania akhir tahun lalu.

"Mesir adalah negara penting di kawasan ini dan yang dibutuhkan kawasan adalah sinergi antara Iran dan Mesir, dan kami percaya dalam mengambil langkah baru untuk meningkatkan hubungan kami," kata Kanaani kepada wartawan, dilaporkan Middle East Monitor, Kamis (16/3/2023).

Baca Juga

Sejauh ini, belum ada komentar langsung dari Kairo terkait pernyataan Kanaani. Namun, pada Senin (13/3/2023) surat kabar Saudi, Asharq Al-Awsat yang mengutip sumber di Kairo mengatakan bahwa, saluran komunikasi antara Kairo dan Teheran tidak berhenti dalam kerangka lingkaran khusus. Ada ekspresi dari penghargaan besar dan tingkat tinggi dari Iran untuk Mesir dan kepemimpinan politiknya.

"Tidak ada titik perbedaan utama antara kedua belah pihak kecuali hubungan Teheran dengan Hamas Palestina dan gerakan Jihad Islam, serta mempertimbangkan prinsip umum Mesir yang menolak campur tangan dalam urusan internal negara-negara Arab," kata sumber itu.

Mantan menteri luar negeri Mesir Mohamed Orabi mengatakan, tidak ada kebutuhan strategis pada tahap saat ini untuk mempercepat langkah-langkah dalam hal pemulihan hubungan dengan Iran. Kendati demikian, dia mengakui Iran adalah negara yang berperan besar di kawasan.

Hubungan Teheran dengan Kairo telah rusak sejak Revolusi Islam 1979 di Iran, terutama karena aliansi dekat Mesir dengan Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya.  Keadaan menjadi lebih buruk ketika Shah Iran yang diasingkan, Mohammad Reza Pahlavi, diberikan suaka di Mesir, hingga akhirnya dia meninggal dan dimakamkan pada 1980.

Ketegangan meningkat setelah pemerintah Iran menamai sebuah jalan di Teheran dengan nama Khaled Al-Islambouli. Dia orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan Presiden Mesir Anwar Sadat.  Baru-baru ini, Kairo menyatakan keprihatinan tentang anggapan campur tangan Iran dalam urusan internal negara-negara Arab seperti Irak, Suriah, Lebanon, dan Yaman.

Misi Mesir di Teheran saat ini dipimpin oleh Charge d'Affaires. Sedangkan Iran memiliki kedutaan besar di Kairo yang diawasi seorang diplomat setingkat duta besar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement