Jumat 17 Mar 2023 09:04 WIB

ECB Tetap Naikkan Suku Bunga Meski Perbankan dalam Kekhawatiran

Keputusan ECB dikhawatirkan berefek industri ke keuangan usai Credit Suisse terpukul.

Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde menyampaikan konferensi pers setelah pertemuan Dewan Pemerintahan ECB di Frankfurt am Main, Jerman, Kamis (16/3/2023). Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga utama sebesar 0,5 persen karena kekhawatiran inflasi di tengah gejolak di pasar sektor perbankan setelah bank Amerika SVB (Silicon Valley Bank) runtuh dan kesulitan bank Credit Suisse.
Foto: EPA-EFE/FRIEDEMANN VOGEL
Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde menyampaikan konferensi pers setelah pertemuan Dewan Pemerintahan ECB di Frankfurt am Main, Jerman, Kamis (16/3/2023). Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga utama sebesar 0,5 persen karena kekhawatiran inflasi di tengah gejolak di pasar sektor perbankan setelah bank Amerika SVB (Silicon Valley Bank) runtuh dan kesulitan bank Credit Suisse.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga perbankan zona Eropa sebesar 0,5 persen. Langkah itu tetap ECB lakukan di tengah kekhawatiran makin tingginya biaya kredit akan memberi efek domino ke sektor perbankan setelah terjadi guncangan terhadap bank terbesar kedua di Swiss, Credit Suisse.

Dilansir the Independent, Kamis (16/3/2023), para petinggi ECB yang mewakili 19 negara anggota Eropa mengatakan, inflasi yang tinggi sudah terlalu lama berlangsung. Hal itu memicu ECB tetap menjalankan rencananya menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga ECB sebesar 0,5 persen mengerek suku bunga ke level 3,5 persen dan suku bunga deposito tiga persen. 

Baca Juga

Dalam pertemuan pada Februari lalu, ECB jelas menyinyalkan keinginan mereka menaikkan suku bunga pada Maret ini. Namun, pasar keuangan mengalami kondisi sangat berbeda akibat guncangan perbankan akhir pekan lalu.

Keputusan ECB menaikkan suku bunga yang bertujuan mengendalikan inflasi itu diumumkan beberapa jam saja setelah Bank Sentral Swiss menyampaikan tawaran pinjaman senilai 50 miliar franc Swiss (44 miliar euro) kepada Credit Suisse. Intervensi terhadap Credit Suisse diambil guna meredakan ketakutan pasar mengingat bank ini adalah satu dari 30 bank terbesar dunia yang dinilai berisiko bila dibiarkan kolaps (too big to fail).

Dalam paparannya, ECB sendiri tak menyebut spesifik soal Credit Suisse. ECB hanya menyatakan terus memantau perkembangan pasar dengan saksama dan akan merespons sesuai kebutuhan demi menjaga stabilitas harga dan sektor keuangan di Eropa.

"Sektor perbankan di Eropa berada dalam kondisi tangguh dengan modal dan likuiditas yang baik. Bila ada kondisi tertentu, kebijakan ECB siap kapan saja memberi bantuan likuiditas guna mendukung sistem keuangan Eropa dan menjaga transmisi kebijakan berjalan mulus," kata ECB dalam pernyataannya.

Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan, ECB akan memberi kebijakan berbeda antara penanganan ketegangan di pasar keuangan Eropa dengan upaya menurunkan inflasi. Ditanya soal kaitan kedua persoalan itu, Lagarde menyatakan, ECB tak melihat salah satu harus dikorbankan dan ECB akan menangani kedua isu secara terpisah.

"Kami tetap memperjuangkan agar inflasi kembali ke level dua persen dalam jangka menengah," kata Lagarde.

Ia mengakui memang ada perdebatan di internal Dewan Gubernur ECB untuk sementara menyetop kenaikan suku bunga. "Namun, akhirnya keputusan menaikkan suku bunga 0,5 persen bisa disepakati dengan cepat," kata Lagarde menambahkan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement