REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku penanggung jawab revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM), mengatakan, Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ) TIM, Cikini, Jakarta Pusat masih belum beroperasi, karena terkendala proyektor star ball yang sampai saat ini tidak berfungsi.
Penggantian star ball sedang diupayakan untuk dilakukan pada tahun ini agar Teater Bintang di POJ bisa segera beroperasi. "Revitalisasi Planetarium itu interior dan eksteriornya sudah sesuai dengan desain. Yang jadi perhatian kita adalah star ball, tinggal itu," kata Vice President Corporate Secretary PT Jakpro, Syachrial Syarif di Jakarta, Jumat (17/3/2023).
Syachrial menerangkan, star ball yang ada saat ini di POJ TMI merupakan keluaran tahun 1997. Dia menilai, alat tersebut sebenarnya bisa diperbaiki, namun biaya perbaikan dan perawatan cukup besar. Sehingga, PT Jakpro sedang mendiskusikan dengan pihak lain untuk membuka opsi membeli yang baru.
"(Planetarium masih tutup) karena memang belum ada star ball-nya, kita carikan solusi alternatifnya, kita perlu masukan dari ahli, dari para akademisi dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI. Kita sudah diskusi internal, beberapa alternatif atau masukan kita akan lakukan, segera lah insya Allah kita carikan solusi, bukan segera selesaikan untuk dibuka ya," terang Syachrial.
Diketahui, Revitalisasi TIM yang dikerjakan PT Jakpro membawa perubahan besar bagi POJ Jakarta. Meski bangunan di TIM kini mentereng dan megah, namun gedung POJ Jakarta masih belum bisa dibuka untuk umum.
"Iya POJ masih terus berjuang. Alat ada yang rusak, tapi juga revitalisasi oleh Jakpro membuat Observatorium tidak berfungsi dan ruang pameran dibiarkan kosong," kata anggota Akademi Jakarta, Karlina Supelli kepada Republika.co.id di Jakarta pada Jumat (10/3/2023).
Dia menjelaskan, pascarevitalisasi TIM, berdampak fasilitas Planetarium dan Observatorium Jakarta menjadi rusak. PT Jakpro melakukan penggantian karpet dan kursi dalam Teater Bintang, yang sayangnya kursi baru justru tidak cocok bagi fungsi Planetarium.
"Rencana perbaikan proyektor Teater Bintang dikeluarkan dari kontrak PT Jakpro dengan alasan Carl Zeiss Jena tidak memenuhi good corporate governance," ucap Karlina.
Dia menyebutkan, perbaikan area gedung penyangga Planetarium justru menghancurkan fungsi Observatorium untuk teleskop Takahashi berdiameter 13 sentimeter (cm). Padahal, Observatorium tersebut paling aktif melayani peneropongan dan pendidikan bagi publik. Pun dengan keberadaan teleskop masih bekerja dengan baik, tapi memang butuh peremajaan.
"Sebelum revitalisasi masyarakat mudah mengakses Observatorium yang memiliki pelataran cukup luas ini. Revitalisasi menghancurkan bangunan fisik Observatorium dan pelatarannya dijadikan kolam ikan. Kubah Observatorium (kini) tidak jelas ada di mana," kata Karlina.