Jumat 17 Mar 2023 10:13 WIB

Scholz: Jerman Ingin Tekan Migrasi Ilegal

Jerman mempertimbangkan deportasi pihak yang tinggal secara tidak sah

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan pada Kamis (16/3/2023), Jerman harus melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menekan migrasi tidak teratur. Dia mempertimbangkan mendeportasi pihak-pihak yang tidak tinggal secara sah di negara itu.
Foto: AP Photo/Markus Schreiber
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan pada Kamis (16/3/2023), Jerman harus melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menekan migrasi tidak teratur. Dia mempertimbangkan mendeportasi pihak-pihak yang tidak tinggal secara sah di negara itu.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan pada Kamis (16/3/2023), Jerman harus melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menekan migrasi tidak teratur. Dia mempertimbangkan mendeportasi pihak-pihak yang tidak tinggal secara sah di negara itu.

Scholz menekankan bahwa jawaban efektif untuk tantangan penerbangan dan migrasi hanya akan dimungkinkan melalui kerangka kerja Eropa. Jerman telah lama menjadi salah satu tujuan paling populer bagi para migran di Eropa dan pemerintah telah melobi bagi pihak yang datang untuk didistribusikan ke seluruh Eropa secara lebih adil.

Kanselir Jerman menekankan bahwa Jerman harus mempercepat deportasi kelompok yang permohonan suakanya ditolak. “Mereka yang tidak memiliki hak tinggal di Jerman harus segera kembali ke negara asalnya. Itu belum bekerja dengan cukup baik," ujarnya.

Selain mempercepat deportasi, Scholz juga mengatakan, bahwa negara harus meningkatkan pembatasan migrasi ilegal. “Kami ingin mengurangi migrasi ilegal. Kami ingin lebih sedikit orang yang menempatkan diri mereka di tangan penyelundup dan pada rute pelarian yang mengancam jiwa," katanya.

Tapi, Scholz menekankan, negara itu akan terus memberikan perlindungan bagi warga Ukraina yang melarikan diri dari perang Rusia. "Tanggung jawab kami dalam menghadapi perang agresi yang mengerikan ini secara alami juga termasuk memberikan perlindungan bagi warga negara Ukraina di Uni Eropa,” kata Scholz dalam pidatonya di parlemen.

"Semua tingkat pemerintahan telah melakukan pekerjaan dengan baik selama lebih dari setahun,terutama kota, kabupaten, dan kotamadya," ujar kanselir Jerman ini.

Lebih dari sejuta orang Ukraina telah menemukan tempat berlindung di Jerman sejak Rusia menginvasi lebih dari setahun yang lalu. Selain itu, lebih dari 200 ribu orang dari negara-negara seperti Suriah, Afghanistan, dan Turki telah mengajukan suaka pada 2022.

Komunitas lokal selama berbulan-bulan mengatakan, sedang berjuang untuk menampung banyak pendatang baru di Jerman. Mereka telah meminta pemerintah federal untuk membantu dengan akomodasi, sekolah, dan dukungan keuangan untuk semua.

Sementara orang Ukraina pada umumnya disambut hangat oleh orang Jerman, pencari suaka dari Timur Tengah atau Afrika mengalami lebih banyak penolakan. Bahkan jumlah serangan terhadap pusat suaka kelompok itu meningkat lagi selama setahun terakhir.

Pada akhir tahun lalu, menurut kelompok Integrasi Mediendienst yang meneliti migrasi di Jerman, sekitar 240 ribu orang menjalani prosedur suaka dan sekitar 168 ribu orang telah ditolak sebagai pencari suaka. Mereka terpaksa meninggalkan Jerman. Namun, hanya 12.945 orang yang diharuskan meninggalkan Jerman yang akhirnya dideportasi pada 2022.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement