Jumat 17 Mar 2023 14:03 WIB

Hati-Hati! Cadangan Beras Pemerintah Tinggal 280 Ribu Ton

Pemerintah masih meyakini produksi dalam negeri cukup.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Lida Puspaningtyas
Pekerja menimbang beras di Pasar Baru, Wergu Wetan, Jati, Kudus, Jawa Tengah, Senin (6/2/2023). Menurut pedagang, harga beras di tingkat tengkulak di pasar itu naik sejak sepekan terakhir dari Rp10.600 menjadi Rp11.350 per kilogram untuk beras medium sedangkan untuk beras premium dari Rp12.500 menjadi Rp14.000 per kilogram akibat pasokan di pasaran berkurang dampak dari bencana banjir di sejumlah daerah yang menyebabkan gagal panen. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/foc.
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Pekerja menimbang beras di Pasar Baru, Wergu Wetan, Jati, Kudus, Jawa Tengah, Senin (6/2/2023). Menurut pedagang, harga beras di tingkat tengkulak di pasar itu naik sejak sepekan terakhir dari Rp10.600 menjadi Rp11.350 per kilogram untuk beras medium sedangkan untuk beras premium dari Rp12.500 menjadi Rp14.000 per kilogram akibat pasokan di pasaran berkurang dampak dari bencana banjir di sejumlah daerah yang menyebabkan gagal panen. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/foc.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog mencatat cadangan beras pemerintah (CBP) hanya tersisa 280 ribu ton di tengah kebutuhan yang besar untuk operasi pasar serta program bantuan sosial.

Direktur Utama Bulog, Budi Waseso, mengklaim telah optimal menyerap gabah maupun beras petani. Ia pun menargetkan Bulog bisa menyerap pasokan sebanyak 1,7 juta ton atau 70 persen dari target pengelolaan CBP tahun 2023 sebanyak 2,4 juta ton.

Baca Juga

"Sekarang kita serap terus, harus mencapai target. Saya di bantu oleh Satgas Pangan, TNI, semua membantu. Nanti dikira Bulog tidak mau nyerap, padahal tidak begitu," kata Budi di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Jumat (17/3/2023).

Ia menegaskan penyerapan produksi dalam negeri menjadi kepentingan negara.  Sebab, CBP digunakan untuk kebutuhan operasi pasar hingga bantuan sosial untuk keluarga kurang mampu.