REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Beberapa jam sebelum Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida bertemu dengan Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol di Tokyo, Menteri Perdagangan Korsel Lee Chang-yang mengatakan Jepang sepakat untuk mencabut pengendalian ekspor pada Korsel di pembicaraan pekan ini.
Pada Jumat (17/3/2023) Lee mengatakan Korsel juga akan menarik keluhannya terhadap Jepang di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) setelah pengendalian ekspor itu dicabut. Jepang dan Korsel sudah lama berselisih mengenai penjajahan Jepang di Semenanjung Korea dari tahun 1910 sampai 1945.
Terutama mengenai kekejaman penjajah Jepang selama Perang Dunia II, seperti prostitusi paksa "ianfu" untuk tentara Jepang, dan gugusan pulau di perairan yang disengketakan. Perselisihan itu mencapai puncaknya ketika pada 2018 lalu Pengadilan Tinggi Korsel memerintahkan perusahaan Jepang membayar kompensasi pada keluarga korban kerja paksa selama masa penjajahan. Jepang membalasnya dengan menerapkan sanksi perdagangan ke Korsel.
Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang mengakui terdapat kemajuan mengenai pengendalian ekspor ke Korsel selama pembicaraan. Kementerian mengatakan pembicaraan itu menghasilkan keputusan Seoul mencabut keluhannya dari WTO.
Sementara Jepang memutuskan mencabut sanksi pada Korsel dan memulihkan status perdagangan sebelum Juli 2019. Pengendalian ekspor Jepang mencakup polimida terfluorinasi yang digunakan untuk memproduksi layar OLED di televisi dan ponsel pintar dan fotoresis dan hidrogen fluorida, yang digunakan untuk membuat semikonduktor.
Kementerian Perdagangan Korsel mengatakan dua negara melanjutkan pembahasan untuk memulihkan status perdagangan masing-masing. Kishida mengatakan Korsel dan Jepang juga akan memulai dialog rutin mengenai keamanan ekonomi.
Washington akan menyambut baik berhasilnya Jepang dan Korsel mengakhiri perselisihan masa kolonial mereka. Pasalnya Amerika Serikat (AS) ingin memperkuat aliansinya di Asia. Tiga negara itu mulai menggelar latihan anti-kapal selam pada Kamis (16/3/2023) kemarin bersama Kanada dan India.
Sebelum Yoon tiba di Tokyo, Korea Utara (Korut) meluncurkan rudal pada Kamis dini hari. Pada Jumat ini Korut mengatakan peluncuran rudal balistik antara-benua yang diawasi langsung Pemimpin Kim Jong-un sebagai peringatan pada militer gabungan AS dan Korsel.
Pada Kamis kemarin kapal Cina dan Jepang juga bertemu di pulau kecil di Laut Cina Timur yang disengketakan. Kedua belah pihak saling menuduh melanggar wilayah maritim mereka.
Pertemuan Kishida dan Yoon juga digelar setelah keberhasilan diplomasi Cina di kawasan yang dianggap wilayah kekuasaan AS. Pada Rabu (15/3/2023) lalu Honduras mengumumkan akan mengakhiri pengakuan diplomatik pada Taiwan. Keberhasilan diplomasi terbaru Cina dalam mengisolasi Taiwan setelah memfasilitasi pemulihan hubungan Arab Saudi dan Iran di Beijing pekan lalu