REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Hujan deras mengguyur wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (17/3/2023) sore hingga petang. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pun melaporkan terjadi hujan di puncak Gunung Merapi pada Jumat sore. Hujan terjadi sejak pukul 14.40 WIB yang terpantau di Pos Pengamatan Merapi Kaliurang.
Hujan dilaporkan berlangsung hingga pukul 15.35 WIB. Untuk itu, masyarakat diminta untuk mewaspadai adanya aliran lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
"Total jumlah curah hujan 128 milimeter (di Pos Pengamatan Merapi Kaliurang). Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar di sungai-sungai yang berhulu di Merapi," kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, Jumat sore.
Dalam laporan BPPTKG pada periode pengamatan 16 Maret, terjadi 19 kali guguran lava dengan jarak luncur 1.200 meter ke barat daya. Hingga saat ini, aktivitas vulkanik Merapi masih tinggi dan status Merapi masih di level 3 atau siaga.
Mengingat masih tingginya aktivitas Merapi, BPPTKG menyebut bahwa potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya. Yakni meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.
Selain itu, potensi guguran lava dan awan panas ini juga dapat terjadi pada sektor Tenggara. Sektor ini meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol sejauh lima kilometer.
"Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak," ujar Agus.
Untuk itu, masyarakat pun diminta agar tidak melakukan aktivitas apapun di daerah potensi bahaya tersebut. Agus juga meminta agar masyarakat mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dan erupsi Merapi.
"Serta mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," jelasnya.