REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses pembekuan darah merupakan mekanisme yang diperlukan oleh tubuh untuk mencegah terjadinya perdarahan berlebih bila seseorang terluka. Namun, bekuan darah juga bisa membawa masalah kesehatan bila tidak menghilang secara alami di dalam tubuh.
Bekuan darah yang tak larut bisa beredar ke berbagai organ vital, seperti jantung atau paru, dan memunculkan masalah serius. Menurut National Health Service di Inggris, salah satu tanda seseorang memiliki blood clot yang berbahaya adalah munculnya rasa nyeri tajam di dada ketika menarik napas.
Bila mengalami gejala seperti ini, National Health Service menganjurkan pasien untuk menghubungi layanan kesehatan darurat. Hal ini penting diperhatikan karena masalah bekuan darah ini bisa mengancam jiwa bila tak ditangani dengan cepat.
Ada tiga gejala lain yang juga bisa muncul bila seseorang memiliki masalah bekuan darah yang membahayakan. Berikut ini adalah gejala tersebut:
1. Nyeri berdenyut, bengkak, kemerahan, atau rasa hangat pada kaki atau lengan
2. Sesak napas tiba-tiba
3. Batuk atau batuk mengeluarkan darah
Dalam beberapa kasus, orang yang mengalami masalah bekuan darah bisa kehilangan kesadaran atau kesulitan untuk bernapas. Bila kondisi ini terjadi, orang tersebut kemungkinan mengalami emboli paru yang disebabkan oleh adanya bekuan darah di paru-paru.
Kondisi berbahaya lain yang bisa disebabkan oleh bekuan darah adalah trombosis vena dalam atau DVT. DVT bisa terjadi bila bekuan darah berada di dalam vena, terutama vena di area kaki.
DVT merupakan kondisi yang mengkhawatirkan karena bekuan darah dari vena di kaki ini bisa berjalan melalui aliran darah ke paru-paru. Kondisi tersebut akan memicu terjadinya emboli paru.
Menurut National Health Service, ada beberapa kelompok yang lebih berisiko masalah bekuan darah. Sebagian di antaranya adalah pasien yang lama dirawat di rumah sakit dan jarang bergerak, orang bertubuh gemuk, perokok, orang yang menggunakan kombinasi alat kontrasepsi hormonal, orang yang pernah mengalami masalah bekuan darah sebelumnya, ibu hamil dan ibu yang baru melahirkan, serta pasien dengan masalah peradangan.