REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, mengatakan, demi menjaga kewibawaan dan konstitusi Indonesia, secara pribadi mengusulkan khusus Timnas Israel bertanding di luar Indonesia.
Sebagaimana diketahui, Timnas Israel akan datang ke Indonesia mengikuti Piala Dunia U-20 telah melahirkan pro dan kontra. Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional ini menyeru FIFA agar tidak menerapkan standar ganda dengan mengizinkan Timnas Israel ikut Piala Dunia tapi Rusia dan Afrika Selatan dulu dilarang ikut Piala Dunia.
"Saya ingin adalah solusi yang benar-benar adil, Indonesia tidak dipermalukan, kita senang, masyarakat tenang, tidak ada konflik, Israel tetap bisa main (bola) tapi tidak di Indonesia, misalnya, itu berbagai kemungkinan," kata Sudarnoto di Kantor MUI usai bertemu dengan perwakilan ormas-ormas Islam, Jumat (17/3/2023).
Sudarnoto mengatakan, salah satu yang mungkin dilakukan adalah Israel bertanding di negara lain yang punya hubungan diplomatik dengan mereka. Tapi yang sangat penting adalah Indonesia bisa berdiskusi untuk mencari solusi yang bisa diambil oleh FIFA di Indonesia.
Ia menambahkan, tentu upaya diskusi dengan FIFA bisa melalui pemerintah Indonesia, untuk meyakinkan FIFA agar perhelatan Piala Dunia ini tetap jalan, Indonesia aman dan tidak menginjak-injak konstitusi. Itulah yang paling penting, selanjutnya lihat sikap FIFA seperti apa.
"Secara personal, saya berpikir begitu (Timnas Israel bertanding di negara lain), Singapura kan sahabat dekat Israel, tentu ini keputusan yang tidak gampang karena Singapura akan menyiapkan, tapi cuma Israel dengan beberapa timnas negara lain," ujar Sudarnoto.
Menurutnya, mungkin jika Timnas Israel bertanding di luar Indonesia, itu bisa jadi salah satu solusi, karena pertimbangan masalah keamanan.
Sudarnoto mengingatkan, kalau dibiarkan akan terjadi eskalasi pro dan kontra terkait Timnas Israel datang ke Indonesia. Kalau eskalasi ini dibiarkan, akan semakin meningkat.
"Itu pasti keamanan ekstra (bagi Timnas Israel) juga membuat tidak nyaman, secara psikologis juga tidak nyaman," jelas Sudarnoto.
Sudarnoto mengatakan, MUI sebagai mitra pemerintah menyampaikan saran, tausiyah dan pandangan, supaya pemerintah juga terjaga kewibawaannya termasuk kedaulatannya dan konstitusinya.
"Jangan kedaulatan pemerintah dan kita terjebak oleh jebakan FIFA," kata Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional.
Sebelumnya, di tempat yang sama, Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional MUI, Bunyam Saptomo menegaskan bahwa FIFA perlu dituntut, karena FIFA tidak adil dan melakukan standar ganda.
"FIFA perlu kita tuntut, karena FIFA tidak adil, FIFA punya double standard (standar ganda)," kata Bunyam di hadapan perwakilan ormas-ormas Islam yang berkumpul di Aula Buya Hamka kantor MUI.
Bunyam menegaskan, FIFA tahun 1961 melakukan boikot terhadap Timnas Afrika Selatan. Belum lama ini, FIFA juga melakukan boikot terhadap Timnas Rusia agar tidak ikut Piala Dunia.
"Tapi mengapa FIFA tidak melakukan boikot terhadap Timnas Israel," ujar Bunyam.
Bunyam menjelaskan, Afrika Selatan diboikot FIFA karena dianggap melakukan apartheid. Sudah sangat jelas Israel juga melakukan apartheid.
Rusia diboikot karena dianggap melakukan agresi terhadap Ukraina. Israel juga jelas melakukan agresi sejak beberapa tahun yang lalu terhadap Palestina.
"Tentu yang kita harapkan, pemerintah bisa menampung aspirasi umat islam. Mendesak FIFA untuk berlaku adil terhadap Israel, jangan sampai Israel dimanja, sementara negara lain diboikot," jelas Bunyam.