REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memproyeksikan transaksi berjalan kuartal I 2023 surplus ditopang neraca perdagangan barang. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan surplus neraca perdagangan terus meningkat.
"Pada Februari 2023, surplus neraca perdagangan Indonesia meningkat dari 3,88 miliar dolar AS pada Januari 2023 menjadi 5,48 miliar dolar AS," kata Perry dalam konferensi pers RDG BI Bulanan Maret 2023, Kamis (16/3/2023).
Dia menuturkan, aliran masuk modal asing di pasar keuangan domestik khususnya investasi portofolio secara kumulatif sejak awal tahun hingga 14 Maret 2023 mencatat net inflows sebesar 3,0 miliar dolar AS. Meskipun begitu, terjadi outflow pada Maret 2023 sejalan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Perry memastikan, posisi cadangan devisa Indonesia akhir Februari 2023 meningkat menjadi 140,3 miliar dolar AS. Posisi tersebut setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau enam bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah,
"Posisi cadangan devisa juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor," tutur Perry.
Secara keseluruhan, neraca pembayaran Indonesia (NPI) 2023 diperkirakan tetap baik dengan transaksi berjalan dalam kisaran surplus 0,4 persen sampai dengan defisit 0,4 persen dari PDB. Sementara itu, neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan surplus didukung oleh aliran masuk modal asing dalam bentuk PMA dan investasi portofolio.
"Ini sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional," ucap Perry.