REPUBLIKA.CO.ID, -- Gejolak sektor perbankan Amerika Serikat memicu kekhawatiran di seluruh pasar, tak terkecuali Timur Tengah. Hal ini diprediksi berdampak terbatas pada sebagian besar pemberi pinjaman di wilayah Gulf Cooperation Council (GCC) atau Dewan Kerjasama Teluk.
Seperti dilansir dari Zawya, Sabtu (18/3/2023) dua bank besar di AS, Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank (SB), ambruk selama akhir pekan. Krisis, yang terkait dengan sektor teknologi dan kripto, telah memicu kekhawatiran akan kehancuran yang lebih luas industri perbankan.
Dalam analisis barunya, S&P mencatat mayoritas bank GCC dapat mengelola risiko penularan apa pun dari kegagalan bank. Mengutip bahwa paparan pemberi pinjaman regional di Amerika Serikat lebih rendah dari lima persen dari total aset. Selain itu, bank juga memiliki profil pendanaan dan likuiditas yang baik dan diharapkan menerima dukungan pemerintah jika diperlukan.
Dari 19 bank yang peringkat S&P, hanya lima yang memiliki lebih dari lima persen aset di Amerika Serikat, sementara empat bank memiliki lebih dari lima persen kewajiban kepada mitranya di Amerika Serikat. Hingga akhir tahun lalu, eksposur bank-bank yang diperingkat dipatok sebesar 4,6 persen dari aset dan 2,3 persen dari kewajiban.