REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemecatan Muhammad Sabil sebagai guru honorer di Cirebon usai mengkritik Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menuai pro dan kontra di masyarakat. Walau sudah membuat klarifikasi, tetapi Koordinator Beyond Anti Corruption (BAC), Dedi Haryadi menilai Ridwan Kamil harus tetap bertanggung jawab atas direct message (DM) Instagramnya ke akun sekolah SMK Telkom Sekar Kemuning, Kota Cirebon.
Dedi berkata, pangkal permasalahan yang membuat Sabil melayangkan kritik kepada Ridwan Kamil karena saat melakukan zoom dengan murid SMPN 3 Kota Tasikmalaya, ia menggunakan atribut milik partai. Seharusnya Sabil tidak kehilangan pekerjaan karena mengkritik pimpinan atau pejabat dengan valid dan mendasar.
Langkah Ridwan Kamil yang melakukan DM Instagram kepada Sabil dan pihak sekolah menurut Dedi berlebihan. "Justru dengan melakukan DM dan membuat Sabil kehilangan pekerjaan, itu merupakan langkah zalim dan salah," kata dia dalam keterangannya.
Dedi melihat DM yang dilakukan Ridwan Kamil tersebut bukan lagi mencerminkan pemimpin mau dikritik. DM tersebut menurut Dedi merupakan langkah ketidaksukaan Ridwan Kamil terhadap kritik yang dilontarkan Sabil. Langkah itu juga dinilai Dedi justru bertentangan dengan jargon Ridwan Kamil yang selama ini mau menerima kritik dari masyarakat.