REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Penyelenggara Hammersonic Festival 2023 memberikan merchandise, pernak-pernik, resmi secara cuma-cuma bagi para penikmat musik metal alias metalheads pemegang tiket festival tersebut periode pembelian November 2019 hingga Maret 2020.
Hanya dengan menunjukkan kupon tiket dan tanda pengenal, para penonton Hammersonic Festival 2023 berpeluang mendapatkan kaus, gelang, dan topi resmi berlogo festival tersebut lewat mekanisme memutar spinner secara acak.
Penukaran merchandise resmi itu dimanfaatkan sejumlah penonton untuk mengantre menukarkan tiket mereka sembari menanti band idola mereka tampil di atas panggung.
"Lumayan worth (sepadan) lah setelah mengantre lumayan lama sekitar satu jam, saya mendapatkan kaus," kata Shoba (26) yang datang langsung ke Jakarta demi menonton Hammersonic dari Kota Surabaya, Jawa Timur, bersama salah seorang rekannya.
"Hammerhead" atau sebutan untuk para pecinta ajang Hammersonic lainnya yang turut menjajal keberuntungan adalah Andrika (32). Berangkat sejak pukul tujuh pagi bersama tiga orang temannya dari Bandung, Jawa Barat,Andrika beroleh sebuah gelang karet setelah ikut mengantre selama satu jam.
"Hari ini tukar merchandise sambil lihat beberapa stage (panggung), jadi, esok tinggal nikmati Slipknot. Hari ini saya ingin nonton Burgerkill sama lihat stand up comedy biar terhibur di tengah panas terik," kata Andrika yang tertarik pula melihat penampilan langsung dari band Comeback Kid, Watain, Batushka, dan Trivium.
Baik Andrika maupun Shoba bersikukuh menyimpan tiket Hammersonic Festival yang telah mereka beli sejak tahun 2019 dengan pertimbangan bahwa ajang tersebut akan tetap terlaksana meski sempat tertunda selama tiga tahun akibat pandemi Covid-19.
"Dulu saya beli tiket harganya Rp 750 ribu dengan pajak jadi Rp 1,5 juta. Saya tetap simpan karena optimistis bakal jadi acaranya," jelas Andrika.
Sedangkan Shoba yakin dengan kapabilitas penyelenggara Hammersonic Festival yaitu Ravel Entertainment yang secara konsisten menggelar festival musik gahar terbesar di Asia Tenggara tersebut sejak 2012. "Saya percaya kalau acara ini pasti tetap jadi dibuat karena penyelenggaranya tidak pernah main-main," kata Shoba menutup perbincangan.