REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Warga lokal dan warga pendatang yang berada di Pulau Bali diminta agar menjaga suasana agar kondusif saat Hari Suci Nyepi Caka 1945. Hari Suci Nyepi bagi umat Hindu akan dilaksanakan pada Rabu (22/3/2023).
"Tentu masyarakat lokal atau pendatang yang sudah jadi bagian dari masyarakat Bali saya harapkan untuk sama-sama menjaga situasi kondisi kondusif, sehingga kegiatan malam Pangerupukan maupun Nyepi dilaksanakan dengan baik sesuai harapan kita semua demi Bali yang ajeg sesuai warisan leluhur," kata Kepada Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Bali Nyoman Rai Dharmadi di Denpasar, Sabtu (18/3/2023).
Pada Rabu (22/3/2023), umat Hindu di Bali akan melaksanakan Catur Brata Penyepian terdiri atas Amati Geni yaitu tidak menyalakan api atau lampu dan tidak mengobarkan hawa nafsu. Kemudian, Amati Karya tidak melakukan kegiatan kerja fisik, melainkan tekun melakukan penyucian rohani; Amati Lelungan tidak bepergian kemana-mana melainkan senantiasa mulat sarira mawas diri di rumah; dan Amati Lelanguan tidak mengadakan hiburan rekreasi atau bersenang-senang.
Selama Nyepi berlangsung dari pukul 6.00 Wita hingga pukul 6.00 Wita pada hari berikutnya, Satpol PP Bali akan menurunkan personel khusus untuk pengamanan. Masing-masing desa adat akan berkoordinasi dengan pecalang dan satpol pp kabupaten/kota.
Rai tak dapat memungkiri, ada potensi terjadi pelanggaran atau kejahatan saat Nyepi. Untuk penindakannya akan dilakukan sesuai kewenangan lembaga terkait. Penindakan akan dilakukan sesuai kelas pelanggarannya.
"Kalau seperti pencurian nanti pada malam Nyepi, (pelanggar) akan ditangani desa adat, setelah itu ke kepolisian untuk ditindak karena masuk pelanggaran pidana. Semua (warga lokal atau pendatang) penindakannya sama. Pendatang tinggal di Bali kan kerja, tentu punya tanggung jawab menjaga juga," ujarnya.
Perayaan Nyepi 2023 hampir bersamaan dengan awal bulan puasa bagi umat Islam. Pemerintah daerah dan tokoh agama telah menyepakati bahwa proses Sholat Tarawih pertama dapat dilaksanakan di rumah masing-masing atau rumah ibadah terdekat, namun dengan berkoordinasi dengan aparat terlebih dahulu.
"Kami tetap menyiapkan tim khusus untuk mengantisipasi itu (malam Tarawih), langkah cepat kita siapkan sebagai antisipasi dan tanggung jawab. Itu satpol pp kabupaten/kota yang kita minta, kalau memang sudah dikoordinasikan dan dijaga umatnya sendiri maka saya kira tim tidak perlu jaga," ujarnya.
Dia mengatakan, Satpol PP Bali akan lebih berfokus pada penjagaan aset-aset seperti perkantoran milik pemerintah utamanya di kawasan Renon, Denpasar, sebagai pusat pemerintahan, termasuk juga rumah jabatan pimpinan pemerintah daerah. "Iya itu 50 personel berjaga di posisi-posisi itu, termasuk reaksi cepat kalau ada hal yang terjadi nanti," kata Rai.