Ahad 19 Mar 2023 07:55 WIB

Mantan PM Israel Desak Para Pemimpin Dunia Boikot Netanyahu

Netanyahu didorong melakukan perubahan besar-besaran di pengadilan Israel.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjalan di Knesset, parlemen Israel, di Yerusalem, Rabu (15/3/2023). Mantan perdana menteri Israel Ehud Olmert meminta para pemimpin dunia untuk memboikot Perdana Menteri Benjamin Netanyahu karena mendorong perombakan yudisial.
Foto: AP Photo/Ohad Zwigenberg
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjalan di Knesset, parlemen Israel, di Yerusalem, Rabu (15/3/2023). Mantan perdana menteri Israel Ehud Olmert meminta para pemimpin dunia untuk memboikot Perdana Menteri Benjamin Netanyahu karena mendorong perombakan yudisial.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Mantan perdana menteri Israel Ehud Olmert meminta para pemimpin dunia untuk memboikot Perdana Menteri Benjamin Netanyahu karena mendorong perombakan yudisial. Media Israel melaporkan, seruan langka untuk intervensi internasional dalam urusan Israel muncul ketika puluhan ribu warga Israel memprotes reformasi peradilan.

Olmert menjabat sebagai perdana menteri Israel dari 2006-2009. Televisi Channel 12 melaporkan, Israel mendorong para pemimpin global untuk menolak bertemu dengan Netanyahu. Olmert juga mengimbau Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, yang dijadwalkan bertemu Netanyahu di London dalam beberapa minggu mendatang.

Baca Juga

"Saya mendesak para pemimpin negara sahabat Israel untuk menahan diri dari pertemuan dengan perdana menteri Israel," desak Olmert, dilaporkan Middle East Monitor, Sabtu (18/3/2023).

Olmert mengatakan, sebagai mantan perdana menteri Israel dia menyadari seruannya cukup berpengaruh. Dia menegaskan bahwa seruan itu bersifat cukup mendesak karena situasi yang sedang berlangsung di Israel.

"Menurut saya, pemerintah Israel saat ini hanyalah anti-Israel. Mereka yang mendukung negara Israel harus menentang perdana menteri negara Israel," kata Olmert.

Presiden Israel Isaac Herzog pada Rabu (15/3/2023) meluncurkan proposal alternatif sebagai tanggapan atas perombakan peradilan yang direncanakan oleh koalisi sayap kanan Israel. Tetapi Netanyahu menolak proposal baru tersebut.

"Bagian-bagian penting dari garis besar yang dia sajikan hanya melanggengkan situasi yang ada dan tidak memberikan keseimbangan yang dibutuhkan oleh otoritas Israel. Ini adalah kebenaran yang disayangkan," tulis Netanyahu di Twitter.  

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement