REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ulama sepakat berbuka puasa disyariatkan ketika matahari terbenam, yang menandakan datangnya waktu Maghrib. Dan di sebagian masyarakat Indonesia, tradisi berbuka puasa menjadi bentuk tradisi tersendiri yang berbeda-beda gayanya di setiap daerah.
Namun secara umum, berbuka puasa adalah ibadah yang disyariatkan dalam agama Islam. Berbuka puasa tentu jelas-jelas memiliki landasan syariah, antara lain berdasarkan hadits berikut ini:
لا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
Dari Sahl bin Saad bahwa Nabi SAW bersabda, "Umatku masih dalam kebaikan selama mendahulukan berbuka." (HR. Bukhari dan Muslim)
Salah satu doa yang sering dilafazkan umat Islam di Indonesia ternyata diajarkan oleh Imam Hanafi. Mengutip buku Bekal Ramadhan dan Idul Fitri 3: Tarawih dan Witir tulisan Saiyid Mahadir menyebut sebagian ulama dari mahzhab Hanafi melafazkan niat puasa untuk esok harinya pada waktu berbuka puasa.
Perhatikan doa berbuka puasa yang ditulis oleh Imam Fakhruddin Az-Zaila' dari madzhab Hanafi.
اللهم لك صمت وبك آمنت وعليك توكلت وعلى رزقك اقْطَرْت وَصَوْمَ الْغَدِ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ نَوَيْتَ فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْت وَمَا أُخْرَت
Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa alaika tawakkaltu wa 'ala rizqika afthartu wa shauma ghodi min syahri ramadhan nawaitu faghfirli mo goddamtu wama akhratu
(Ya Allah untuk-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepadamu aku bertawakkal, atas rezal- Mu aku berbuka, puasa esok hari dari bulan ramadhan aku niatkan, maka ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang).