REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Amil Zakat Nasional Republik Indonesia (Baznas RI) berkolaborasi dengan Kementerian PUPR telah membangun sebanyak 9420 rumah bagi para mustahik yang tergolong masyarakat miskin ekstrim pada 2022. Pada tahun 2023, Baznas menargetkan dapat membangun 10 ribu sampai 12 ribu rumah bagi para mustahik yang tergolong masyarakat miskin ekstrem.
Deputi II Baznas RI, Imaduddin Rahmat mengatakan ada tiga jenis atau tipe rumah yang dikembangkan Baznas dan Kementerian PUPR dalam program Peningkatan Kualitas Rumah Tidak Layak Huni. Pertama adalah rumah khusus merupakan rumah permanen atau hunian sementara yang diperuntukkan bagi masyarakat yang menjadi korban bencana alam. Kedua, rumah swadaya adalah rumah yang telah dimiliki oleh mustahik namun kondisinya tidak layak sehingga perlu bantuan untuk renovasi. Ketiga, rumah susun yakni bentuk tempat tinggal dalam satu komunitas khusus yang dibangun Baznas dan Kementerian PUPR.
"Jadi yang sudah kita lakukan sembilan ribu sekian itu adalah rumah khusus dan rumah swadaya. Yang rumah susun belum kita lakukan," kata Imaduddin dalam Program Peningkatan Kualitas Rumah Tidak Layak Huni Baznas dan Kementerian PUPR yang berlangsung di Grand Sahid Jaya, Jakarta pada Senin (20/3/2023).
Dalam Program Peningkatan Kualitas RTLH tersebut, Baznas dan Lembaga Amil Zakat secara nasional berkontribusi dalam pengadaan dan dan juga lahan. Sedangkan pengerjaannya dilakukan oleh tenaga ahli Kementerian PUPR.
Sementara itu ketua Baznas, Noor Achmad mengatakan pembangunan rumah layak huni bagi mustahik masyarakat miskin ekstrim akan membantu kehidupan umat lebih baik. Menurut Noor, seiring dengan peningkatan pengumpulan ZIS Baznas pusat yang mencapai 30 persen, Baznas mempunyai potensi besar dalam membantu masyarakat miskin ekstrim memiliki rumah hunian yang layak. Baznas mencatat ada sekitar 5 juta mustahik tergolong merupakan masyarakat miskin ekstrim yang belum memiliki rumah layak huni.
"Jadi 5 juta itu tidak semua punya rumah, bisa jadi tidak punya rumah. Karena itu kita mencoba menggerakkan masyarakat dari zakat, infak dan sedekah," katanya.
Noor menambahkan Baznas juga menyambut baik Muzaki (orang yang mengeluarkan zakat) yang ingin menyalurkan ZIS nya dalam upaya mempercepat program peningkatan kualitas RTLH. Kendatipun Muzaki memberi syarat dana ZIS yang dikeluarkan adalah untuk peningkatan kualitas RTLH para mustahik yang tinggal atau berada di lingkungan tempat tinggal Muzaki. Karena itu menurut Noor dalam mempercepat program ini dia berharap pemerintah kota dan kabupaten serta provinsi dapat berkolaborasi.
"Syukur ini menjadi gerakan nasional bersama PUPR. Dengan kekuatan para Muzaki ini jutaan. Ini tidak terlalu berat," katanya.
Sementara itu Direktur Jenderal Perumahan PUPR, Iwan Supriyanto, mengatakan kolaborasi program Peningkatan Kualitas RTLH salah satu upaya pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan ekstrim yang merupakan program prioritas pemerintah. Selain meningkatkan kualitas hunian, menurutnya yang juga penting adalah membanhun infrastruktur umum lainnya serta menjaga keberlanjutan program untuk meningkatkan ekonomi masyarakat ekstrim miskin.