Senin 20 Mar 2023 16:52 WIB

Bikin Video Tiktok Soal Perbedaan Layanan Pasien BPJS, Tiga Nakes Dirumahkan

Ketiga nakes membuat video perbedaan layanan antara pasien BPJS dan pasien umum.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Tangkapan layar konten Tiktok yang dibuat oleh tiga orang tenaga kesehatan di Puskesmas Lambung II. Konten tersebut membahas perbedaan pelayanan antara pasien BPJS Kesehatan dan pasien umum bayar tunai.
Foto: Tangkapan layar Instagram/@viralsekali
Tangkapan layar konten Tiktok yang dibuat oleh tiga orang tenaga kesehatan di Puskesmas Lambung II. Konten tersebut membahas perbedaan pelayanan antara pasien BPJS Kesehatan dan pasien umum bayar tunai.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIGI MOUTONG -- Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, menyatakan tiga orang tenaga kesehatan (nakes) yang membuat konten negatif pasien BPJS Kesehatan dikenakan sanksi disiplin dirumahkan sementara. Sebelumnya, ketiga nakes tersebut membuat video perbedaan pelayanan pasien BPJS Kesehatan (bayar premi asuransi bulanan) dengan pasien umum bayar cashatau tunai.

Video tersebut viral dan mendapat kritikan keras dari warganet. "Tiga nakes Puskesmas Lambung II Kecamatan Ongka Malinoitu terpaksa dirumahkan selama 30 hari, sebagai bentuk pembinaan pegawai," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi Moutong Elen Nelwan di Parigi, Senin (20/3/2023).

Baca Juga

Dia menjelaskan, tiga nakes yang berada dalam unggahan video tersebar luas di media sosial Tiktok pada Sabtu (18/3/2023), membuat konten membedakan pelayanan pasien BPJS Kesehatan dan umum mendapat sorotan negatif publik, sehingga hal ini dinilai mencederai profesi. Oleh karena itu, pemkab setempat mengambil langkah tegas dengan memberikan sanksi.

Ketiganya juga diminta mengklarifikas isi konten serta meminta maaf kepada Kementerian Kesehatan, BPJS kesehatan, organisasi profesi kesehatan serta publik di Tanah Air. "Dari klarifikasi dilakukan, konten itu spontan dibuat, tetapi fakta pelayanan di fasilitas kesehatan tidak seperti itu. Pelayanan di Puskesmas maupun rumah sakit mengedepankan pelayanan prima," ujarnya.

Dia berharap, kejadian ini tidak lagi berulang karena pemerintah sebagai pelayan masyarakat harus menunjukkan etika dan sopan santun dalam menjalankan tugas. Atas kejadian itu juga, pihaknya berjanji lebih meningkatkan mutu pelayanan serta meningkatkan sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan di 23 puskesmas di kabupaten tersebut, terutama mengenai etika dalam melaksanakan kegiatan pelayanan.

"Kami ingin hal ini jangan lagi terulang. Bagi tenaga kesehatan lainnya kami minta bijak menggunakan media sosial," ujarnya.

Menurut pengakuan salah satu pembuat konten, Rinto Rahmat Belike, konten itu dibuat saat tidak ada pasien. Kala itu mereka sedang menunggu waktu pergantian piket.

"Tidak ada tendensi apapun. Kami mengaku salah atas apa yang kami perbuat. Kami juga siap menerima sanksi atas apa yang kami perbuat," kata dia.

Tiga nakes tersebut, dua orang di antaranya adalah bidan dan satu orang lainnya perawat. Mereka juga masih berstatus tenaga pembantu atau honorer di Puskesmas Lambung II.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement