Senin 20 Mar 2023 19:17 WIB

AS Minta Filipina Buka Akses ke Pangkalan Militer yang Dekat Taiwan dan Laut Cina Selatan

Presiden Filipina memberikan akses kepada AS ke empat pangkalan militer.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Kapal pasokan USNS John Ericsson Amerika berlabuh di tempat yang dulunya merupakan pangkalan angkatan laut luar negeri terbesar Amerika di Subic Bay Freeport Zone, provinsi Zambales, barat laut Manila, Filipina pada  6 Februari 2023. AS dan Filipina akan mengumumkan lokasi baru pangkalan militer di bawah Perjanjian Kerjasama Pertahanan yang Ditingkatkan atau Enhanced Defense Cooperation Agreement (EDCA).
Foto: AP Photo/Aaron Favila
Kapal pasokan USNS John Ericsson Amerika berlabuh di tempat yang dulunya merupakan pangkalan angkatan laut luar negeri terbesar Amerika di Subic Bay Freeport Zone, provinsi Zambales, barat laut Manila, Filipina pada 6 Februari 2023. AS dan Filipina akan mengumumkan lokasi baru pangkalan militer di bawah Perjanjian Kerjasama Pertahanan yang Ditingkatkan atau Enhanced Defense Cooperation Agreement (EDCA).

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Amerika Serikat (AS) dan Filipina akan mengumumkan lokasi baru pangkalan militer di bawah Perjanjian Kerjasama Pertahanan yang Ditingkatkan atau Enhanced Defense Cooperation Agreement (EDCA). Dalam  perjanjian ini AS mendapatkan akses ke pangkalan militer di Filipina.

Pada Februari lalu, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr memberikan akses kepada Amerika Serikat ke empat pangkalan militer. Kesepakatan ini muncul di tengah meningkatnya ketegasan Cina terhadap Laut Cina Selatan dan Taiwan. Berbicara di Pangkalan Udara Basa di Manila, 

Baca Juga

Sekretaris Angkatan Udara AS Frank Kendall mengatakan, perjanjian pertahanan antara kedua negara tidak terfokus pada masalah tertentu.

EDCA memungkinkan akses AS ke pangkalan Filipina untuk pelatihan bersama, pra-penempatan peralatan dan pembangunan fasilitas seperti landasan pacu, penyimpanan bahan bakar, dan perumahan militer. Tetapi pemberian akses itu bukan kehadiran permanen.  Sementara Filipina belum secara resmi mengidentifikasi pangkalan militer mana saja yang dapat diakses oleh AS.

Seorang mantan kepala militer secara terbuka mengatakan, Amerika Serikat telah meminta akses ke pangkalan-pangkalan militer di Isabela, Zambales dan Cagayan. Semua pangkalan itu terletak di Pulau Luzon, yang menghadap ke utara menuju Taiwan, dan di Palawan dekat Kepulauan Spratly yang disengketakan di Laut Cina Selatan.

Kepala pertahanan Filipina, Carlito Galvez, mengatakan, pemerintah daerah di lokasi potensial EDCA telah mendukung keputusan pemerintah untuk mengizinkan Amerika Serikat mendapatkan akses lebih besar ke pangkalan. Galvez dan Kendall memimpin upacara peletakan batu pertama untuk rehabilitasi landasan di Pangkalan Udara Basa.

“Acara hari ini adalah manifestasi fisik dari Perjanjian Kerja Sama Pertahanan yang Ditingkatkan, pilar utama aliansi AS-Filipina,” kata Kendall dalam pidatonya.

"Kita berada di titik belok dalam sejarah dan kerja sama kita akan membantu memastikan kita tetap berada di jalan menuju perdamaian dan stabilitas," tambah Kendall.

Rehabilitasi landasan pacu merupakan bagian dari anggaran senilai 82 juta dolar AS yang telah dialokasikan Amerika Serikat untuk investasi infrastruktur di lima lokasi pangkalan militer di bawah EDCA. "Ke depan, kami berharap AS akan mempertimbangkan lebih banyak proyek EDCA," kata Galvez.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement