REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grup GoTo berada dalam jalur yang tepat untuk mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal keempat 2023. Hal ini didorong dengan perkiraan pengurangan cash burn tahunan sebesar 60 persen-65 persen di tahun 2023.
Direktur Keuangan Grup GoTo Jacky Lo mengatakan, sepanjang 2022 Perseroan terus mencatatkan pertumbuhan konsisten di tengah ketidakpastian makroekonomi, seiring dengan pengelolaan beban secara menyeluruh, melalui pelaksanaan efisiensi struktural di seluruh bagian organisasi.
EBITDA yang disesuaikan secara Grup pada kuartal keempat 2022 adalah sebesar Rp -3,1 triliun atau -1,9 persen dari GTV yaitu perbaikan sebesar 52 persen dari tahun sebelumnya dan 15 persen dari kuartal sebelumnya.
"Perseroan memandang positif capaian kinerja hingga saat ini, dan dengan posisi kas yang solid, Perseroan meyakini akan mencapai arus kas operasional positif, seiring dengan percepatan langkah menuju target profitabilitas di tahun ini," kata Jacky melalui siaran pers, Senin (20/3/2023).
Upaya penghematan di kuartal keempat 2022 berdampak pada penurunan beban operasional tetap atau fixed operating expense rata-rata bulanan sebesar 20 persen pada Januari Februari 2023. Ini dibandingkan dengan kuartal keempat 2022, dan menghasilkan penghematan biaya bulanan senilai sekitar Rp 200 miliar.
Insentif dan pemasaran produk berkurang 34 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada kuartal empat 2022 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, atau senilai Rp 2,8 triliun.
Meski mengurangi pemberian insentif, Grup GoTo terus mencatatkan pertumbuhan positif. Hal ini dimungkinkan dengan fokus untuk tumbuh secara berkelanjutan dan menitikberatkan pada pelanggan setia, dengan berbagai layanan strategis yang ditawarkan.
Rata-rata transaksi konsumen tumbuh 24 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai Rp 9,6 juta per konsumen per tahun di kuartal keempat 2022. Sepanjang kuartal keempat, jumlah konsumen loyal On-Demand Services dan E-commerce tumbuh sebesar 19 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan nilai transaksi mencapai lebih dari 60 persen dari total GTV.
Hal ini turut mendorong peningkatan margin kontribusi per pelanggan di kuartal empat, sebesar lebih dari 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya, seiring dengan semakin berkurangnya insentif. Bersamaan dengan itu, Perseroan mencatat peningkatan take rate sebesar 234 bps dan 32 bps dari tahun sebelumnya, masing-masing untuk On-Demand Services dan E-Commerce.